TMMD Pengudang: Dari Nilai Applause Hingga Over Prestasi

KEBERSAMAAN dan terlihat kompak itulah yang terpancar di Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-103 di Desa Pengudang, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri.

Karena itu, pekerjaan fisik TMMD di Desa Pengudang yang membuka akses jalan sepanjang 4.050 meter ini akhirnya berhasil dinyatakan rampung saat 23 hari pekerjaan.

Alhasil, satgas TMMD mendapatkan nilai Applause yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Asisten I, Ismail. Hebatnya lagi, para satgas TMMD meraih over prestasi dari Ketua Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) TMMD ke- 103 dari Mabes TNI, Brigjen TNI Makmur Umar saat meninjau lokasi TMMD di Desa Pengudang belum lama ini.

Terdapat 150 anggota Satgas TMMD tersebar di Desa Pengudang menginap 30 hari lamanya di pemukiman warga. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok, terdapat 5 orang yang akan menginap di satu rumah warga.

Warga menyambut dengan ikhlas kedatangan para tentara dirumahnya. Bahkan para satgas yang tidur di rumah warga tidak pernah dipungut biaya. Melainkan para satgas berinisiatif membantu kebutuhan rumah yang ditumpanginya tidur dan makan itu.

Disana, para satgas tidak hanya kerja kemudian makan dan tidur. Mereka juga membagi waktu untuk lebih mendekatkan diri ke masyarakat. Saat malam tiba, mereka membaur dan kerap membuat kegiatan semacam menonton film yang terputar dilayar besar bersama warga, mengaji bersama, serta kegiatan-kegiatan yang dianggap positif lainnya demi lebih mendekatkan diri kepada masyarakat.

Seperti salah satu anggota Satgas TMMD di Desa Pengudang, Serda Citra Saputra. Hampir tiap hari dirinya meluangkan waktu untuk berjalan melihat-lihat pemukiman desa setempat. Melempar senyuman ke warga merupakan ciri khasnya di kehidupan perantauan.

Selama sebulan penuh harus berada di Desa Pengudang, Citra mengaku tidak sabar ingin berjumpa sang istri dan anaknya. Citra memiliki 3 orang anak yang masih duduk di bangku SD. Citra sering menelpon sang istri menanyakan kabar anaknya, kemudian dia tidak lupa mengingatkan anaknya untuk mengaji dan terus belajar agar menjadi anak yang dapat dibanggakan orang tua.

Untuk soal mengaji, Citra juga bisa. Apalagi, Citra memang sering memimpin doa saat menjadi MC (Pembawa Acara) di kegiatan yang diselenggarakan Kodim 0315/Bintan.

Dia juga sering membantu warga di desa itu untuk berjualan dengan menjadi pelayan sementara.

Terlihat, ketika sejumlah awak media datang di desa setempat dan duduk di warung pak Maman. Kaget dan bingung itulah yang terasa pada sejumlah awak media ketika ditanya oleh sang tentara itu mau minum dan makan apa.

“Mau minum apa mas, makannya apa,” tanya Citra, sang tentara yang berasal dari Kodim 0315/Bintan.

Tugasnya di TMMD memang mengerjakan akses jalan yang dibuka sepanjang 4.050 meter. Namun, di momentum itu sering dimanfaatkannya membantu warga berjualan.

“Sesekali aja mas bantu disini, kalau saya liat ramai, kadang saya bantu sikit-sikit lah,” sebut Citra sembari tersenyum.

Pengakuan pemilik warung, Hardimansyah alias Maman, Citra memang sering membantu kadang dilarangpun dia tetap melakukannya.

“Terkadang saya bilang tak usah, saya segan juga, mungkin dia sudah terbiasa,” kata Maman waktu itu.

Selain terbantu dalam segi berjualan, Maman mengaku, pekerjaan fisik untuk pemukiman baru yang dikerjakan satgas TMMD sudah sangat membantu warga di desa itu.

Syukur tak terhingga perkataan yang dilepas Maman ketika tempat tinggal yang dulunya masih meminjam lahan ke PT Buana Megawisatama (BMW), kini Maman bersama warga lainnya sudah tidak meminjam lahan lagi. Impiannya mendapatkan lahan baru akan segera terwujud.

Maman berusia 51 tahun memiliki anak 6 orang, keenam anaknya adalah seorang laki-laki. Kerja sehari-harinya membantu sang istri berjualan didepan halaman rumahnya.

Sejak adanya program TMMD di Desa Pengudang, pendapatan Maman dan Istrinya itu mencapai 600 ribu rupiah perhari. Dan jika tidak ada program tersebut omsetnya berkisar 300 ribu rupiah perhari.

“Saya merasa tertolong adanya pemukiman baru. Jika bukan TMMD, kampung ini mungkin lambat bergerak pembangunannya. TMMD ini mempercapat pembangunan Desa Pengudang,” kata Maman.

Citra, sang tentara kelahiran Medan tahun 1981 sebelumnya bertugas di Batalion 136 Kota Batam. Dia dipindahkantugaskan ke Kodim 0315/Bintan pada tahun 2017. Sejak pindah, dirinya langsung mendapatkan tugas membantu TMMD ke-99 di Desa Touupaya Selatan saat itu.

Hanya, dia lebih terkesan di Desa Pengudang, sebab para satgas dan warga bekerja keras saat melakukan pra TMMD menebang pohon sepanjang 4.050 meter untuk membuka akses jalan. Berbeda di Toupaya, hanya membuka jalan dan bahkan tidak begitu banyak pohon yang harus ditebang.

“Pohon ada juga di Toupaya namun tidak terlalu banyak untuk ditebang, kalau di Pengudang, semua pohon sepanjang 4.050 meter ditebang, Ini yang saya lihat menarik banding di Toupaya,” kata pria yang berumur 39 tahun ini.

Kebersamaan antara TNI dan Rakyat pada masa mempertahankan kemerdekaan memang terjalin sampai detik ini. Dengan adanya program TMMD tersebut dianggap tepat untuk mempererat kembali kebersamaan yang telah terbangun antara rakyat dan TNI.

Seperti pesan yang disampaikan Ketua Tim Wasev TMMD ke-103 dari Mabes TNI, Brigjen TNI Makmur Umar bahwa kita harus bersama-sama berkontribusi dalam pembangunan daerah. Dengan kebersamaan, segala sesuatu yang ingin dicapai akan terwujud. Bahkan, Jendral Bintang Satu itu menegaskan, Rakyat adalah ‘Ibu Kandung’ dari TNI mengandung sisi perjuangan rakyat terhadap lahirnya dan terbentuknya TNI.

(Beto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *