Opini  

Selamatkan Ekosistem Mangrove di Perairan Sei Carang Kota Tanjungpinang

Oleh :
Carla Dhevandha, Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan

Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.

Dalam dua dekade ini keberadaan ekosistem mangrove mengalami penurunan kualitas secara drastis. Saat ini mangrove yang tersisa hanyalah berupa komunitas-komunitas mangrove yang ada disekitar muara- muara sungai dengan ketebalan 10-100 meter, didominasi oleh Avicennia marina, Rhizophora mucronata, dan Sonneratia caseolaris yang semuanya memiliki manfaat sendiri. Misalkan pohon Avicennia memiliki kemampuan dalam mengakumulasi (menyerap dan menyimpan dalam organ daun, akar, dan batang) logam berat pencemar, sehingga keberadaan mangrove dapat berperan untuk menyaring dan mereduksi tingkat pencemaran diperairan laut, dan manfaat ekonomis seperti hasil kayu serta bermanfaat sebagai pelindung bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan.

Ekosistem mangrove yang umumnya didominasi oleh tumbuhan dari genera Rhyzophora, Avicennia, Sonneratia, dan Bruguiera, memiliki kemampuan adaptasi yang khas untuk dapat hidup dan berkembang pada Substrat berlumpur yang asam, anoksik, dan selalu tergenang, kadar garam air yang tinggi, tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut. Tumbuhan mengrove beradaptasi terhadap kadar oksigen dasar perairan yang rendah dengan membentuk sistem perakaran yang khas bertipe cakar ayam, penyangga, papan, dan lutut. Tipe cakar ayam berupa akar yang menyebar luas di permukaan substrat, memiliki sederet cabang akar yang mempunyai pneumatofora berbentuk pinsil yang tumbuh tegak lurus ke permukaan substrat untuk mengambil oksigen dari udara, misalnya: Avecennia spp., Xylocarpus, dan Sonneratia spp. Tipe perakaran penyangga berbeda dengan sistem perakaran cakar ayam, di mana akar-akar penyangga tumbuh dari batang pohon menembus permukaan substrat. Pada akar penyangga ini tidak ditemukan pneumatofora seperti pada akar cakar ayam, tapi mempunyai lobang-lobang kecil yang disebut lentisel yang juga berfungsi untuk melewatkan udara dan mendapatkan oksigen, misalnya Rhyzophora spp.

Hutan mangrove merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar dengan keanekaragaman yang cukup tinggi. Hutan mangrove dihuni oleh Kalong, Monyet, Lutung, Bekantan, biawak, buaya, ular, katak, bangau, cagak laut, elang, dll.

jenis mangrove yang terdapat di Sei Carang dalah jenis Rhizophora spp. Jenis mangrove ini sangat mudah sekali ditemukan di Sei Carang, Kondisi ekosistem mangrove di Perairan Sei Carang tergolong kedalam kategori sedang yang ditumbuhi oleh jenis Rhizophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp., dan Sonneratia sp. Tingkat kerapatan tertinggi didominasi oleh jenis mangrove Rhizophora sp. Keanekaragaman jenis mangrove terkategori rendah.

Hutan mangrove memiliki beberapa fungsi ekologis. Salah satu fungsinya adalah sebagai penghasil sejumlah besar detritus, terutama yang berasal dari serasah (daun, ranting, bunga dan buah yang gugur). Sebagian detritus ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan oleh fauna makrobenthos pemakan detritus, sebagian lagi diuraikan secara bakterial menjadi unsur hara yang berperan dalam penyuburan perairan.

Kerusakan hutan mangrove dapat menimbulkan banyak dampak. Kerusakan hutan mangrove dapat menyebabkan peningkatan laju intrusi air laut ke arah daratan. Alih fungsi areal hutan mangrove menjadi daerah pertambakan dapat menyebabkan meningkatnya masa genangan air sehingga menjadi tempat yang baik untuk berkembangbiaknya populasi nyamuk sehingga menimbulkan penyakit malaria yang timbul akibat tumbuh dan berkembangnya nyamuk akan berakibat kepada masyarakat sekitar.

Kota Tanjungpinang yang terletak di Kepulauan Riau merupakan daerah yang memiliki ekosistem mangrove seluas kurang lebih 1.300 ha, namun 100 ha diantaranya rusak akibat penebangan dan penimbunan untuk pemukiman dan industri. Sebagian besar mangrove yang sudah dialihfungsikan tersebut menjadi penyebab banjir disejumlah wilayah di Kota Tanjungpinang. Upaya konservasi kemudian dilakukan oleh pemerintah Kota Tanjungpinang untuk menyelamatkan hutan mangrove yang masih ada dengan tujuan mempertahankan keberadaannya dan melestarikan hutan mangrove tersebut.

Pertambahan penduduk yang demikian cepat dan semakin meluasnya kawasan yang dibangun mengakibatkan adanya perubahan tata guna lahan dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan. Hutan mangrove di Kota Tanjungpinang dengan cepat menjadi semakin menipis dan karena kerusakan yang diakibatkan aktifitas manusia yang berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan kawasan tersebut seperti terjadi bencana banjir dan berkurangnya lahan hijau.

Kawasan hutan mangrove di Sei Carang mulai berkurang karena daerah tersebut mulai ditimbun dan muali dibangun untuk perumahan, rumah makan seafood. Dengan adanya rumah makan seafood membuat ekosistem mangrove menjadi tempat pembuangan limbah sampah seperti sampah plastic dan yang lainnya. Bahaya dari limbah plastik tersebut mangakibatkan ekosistem mangrove menjadi kotor dan tidak terawatt, apalagi jika biota yang ada di ekositem mangrove tersebut memakan sampah dan bias mengamcam populasi biota tersebut.

Cara mencegah pembuatan sampah di ekosistem mangrove perlu dilakukan oleh masyarakat. Hal itu dikarenakan ekosistem mangrove berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat. Untuk menciptakan bebasnya sampah dari mangrove kita bisa membuat spanduk dan memberi peringatan kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Spanduk tersebut bias kita pasang di sekitaran ekosistem mangrove dan diletakkan di rumah makan seafood agar para tamu yang ingin makan disana tidak membuat membuang sampah diekosistem mangrove dan seharusnya pemerintah menyediakan bank sampah sesuai dengan jenis sampahnya dan bank sampah tersebut diletakkan di  di sekitaran ekosistem mangrove.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *