PWI Kepri Disambut Puisi Oleh Lansia di Panti Jompo

Pengurus PWI Kepri saat memberi bantuan ke panti jompo. F-PWI Kepri

TANJUNGPINANG, RADARSATU.com – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kepulauan Riau (Kepri) kembali mengunjungi Panti Jompo, di Rumah Bahagia Bintan, pada Kamis (08/02/2023). Setelah sebelumnya, PWI menyambangi Panti Asuhan Ar-Rohman.

Pengurus PWI Kepri disambut dengan puisi oleh penghuni Panti Jompo. Seorang nenek lanjut usia, Djuriah berumur  74 tahun.

Berikut puisi nenek Djuriah :

Hidup ini bagaikan mentari dari timur ke barat

Dimanakah mereka yang kutimang-timang dahulu

Diimanakah mereka yang kuberi kasih sayang dahulu

Kini hanya doa yang dapat kuberikan untuk mereka

Mentari pun akan tenggelam

Hati yang susah tiada lagi

Kepada sesama kita saling sayang menyayangi

Kepada ilahi hidup ini kuserahkan

Senja yang indah selalu kunanti

Hampir semua rombongan pengurus PWI Kepri yang dipimpin oleh Sekretaris dan Bendahara PWI Kepri, Amril dan Ady Indra Pawennari, serta Ketua Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2024 PWI Kepri, Henky Mohari, larut dalam kesedihan saat mendengarkan lantunan puisi nenek Juriah yang dibacakan dengan penuh penghayatan itu.

Tampak salah satu pengurus PWI Kepri, Dwi Komalawaty tak dapat membendung air matanya. Begitu juga dengan Bendahara PWI Kepri, Ady Indra Pawennari. Matanya berkaca-kaca menahan haru yang berkecamuk di dalam batinnya. Bahkan, sebagian dari Lansia penghuni Rumah Bahagia itu, juga menteskan air matanya.

“Jujur, aku tak dapat menahan haru ketika nenek itu sampai pada penggalan puisinya, dimanakah mereka yang kutimang-timang dahulu dan dimanakah mereka yang kuberi kasih sayang dahulu. Itu sedih banget. Langsung terbayang orang tuaku,” komentar Dwi Komalawaty usai mendengarkan puisi nenek Juriah yang mengaku berasal dari Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan itu.         

Ketua Harian Pengurus Rumah Bahagia Bintan, Mariani (67 tahun) mengatakan, jumlah Lansia yang berada di bawah pengasuhannya sebanyak 40 orang, yang terdiri dari laki-laki 20 orang dan perempuan 20 orang.

“Rumah Bahagia ini berdiri sejak tahun 2007 atau 17 tahun yang lalu. Mereka (para Lansia) ini berasal dari berbagai suku atau etnis. Ada Melayu, Jawa, Batak, Minang, Buton dan China. Yang tertua nenek Embun (91 tahun) dari Tembeling dan termuda nenek Sanam (64 tahun) dari Toapaya. Mereka ke sini setelah melalui seleksi yang cukup ketat oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan,” katanya.

Banyak kisah haru yang menyayat hati dari cerita para Lansia yang diasuh di Rumah Bahagia Bintan itu. Namun, tak semua cerita itu dapat ditulis dengan pertimbangan kemanusiaan. Mereka tak ingin lagi mengungkit luka lama karena merasa sudah “Bahagia” di Rumah Bahagia.

Rombongan pengurus PWI Kepri berada di Rumah Bahagia Bintan tersebut, untuk menyerahkan bantuan PWI Kepri Peduli dalam rangka menyambut HPN yang jatuh pada tanggal 9 Februari 2024. Bantuan PWI Kepri Peduli itu, berupa pampers untuk 40 orang Lansia penghuni Rumah Bahagia Bintan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *