Pemilu Damai Jalan Terus, Silaturahmi Jangan Sampai Putus

Tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2024. F-Ilustrasi

TANJUNGPINANG – Herwanto (59) merupakan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) salah satu instansi Pemda di Provinsi Kepri. Sejak pensiun dari abdi negara, praktis hari-harinya kini sudah tak sesibuk sebelumnya, karena sudah tidak lagi bekerja. Herwanto bisa menikmati waktu dengan melakukan hobbynya yakni memancing ikan.

Salah satu spot mancing favoritnya itu di perairan pulau terkulai, dekat dari Senggarang yang merupakan kawasan pesisir Kota Tanjungpinang. Selain memancing, Herwanto kerap duduk ngopi sambil berbual bersama teman-teman terdekat.

Bicara soal ngopi, Idrus Kas (68) merupakan salah satu teman ngopi terdekat Herwanto, pria lansia ini merupakan pensiunan Korps Bhayangkara dengan pangkat terakhir Komisaris Polisi (Kompol).

Berbeda dengan Herwanto, Idrus telah memiliki beberapa orang cucu, dan ia pun dapat menikmati hari tuanya dengan sesekali melancong keluar kota bahkan ke Negeri Jiran.

Belakangan perbedaan lainnya yang cukup mencolok, ternyata keduanya secara terang-terangan berbeda sikap dan pandangan, dalam hal menjagokan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden pada Pemilu 2024 ini.

Perbedaan itu terlihat saat keduanya berkomentar dan membagikan terhadap sesuatu hal yang berkaitan dengan pasangan Capres dan Cawapres di grup Whatshap (WA) Paguyuban tempat keduanya berhimpun.

Akibat perbedaan pendapat itulah, beberapa pekan terakhir ini hubungan antara kedua pria ini sedikit renggang, terlebih keduanya sudah jarang sekali terlihat duduk ngopi di kedai kopi sambil makan dan berbual kadang membahas tentang dinamika kehidupan mereka.

Ironisnya lagi Idrus, yang lebih senior dari Herwanto, terkesan sedikit membully temannya itu di berbagai kesempatan, kadang di kedai kopi kadang di dunia Maya. Sementara Herwanto, sebenarnya terbilang ngotot dengan Capres pilihannya.

“Jarang sekarang jumpa sama pak Idrus lantang kali saya lihat tak mau kalah debat, malas aku jadinya,” ungkapnya.

Ketika ditanyakan apakah ia tergabung di komunitas relawan tertentu, Herwanto membantah. Itu ia katakan, hanya merupakan sebuah sikap pribadinya dan tidak ada berafiliasi pada kelompok tertentu.

Perbedaan pendapat yang terjadi antar anggota grup tak jarang menimbulkan debat kusir. Menyikapi hal itu, membuat Ketua Paguyuban Dadang, mengeluarkan maklumat demi mengingatkan anggotanya, bahwa tujuan awal dibuatnya grup media sosial itu tak lain guna menjalin silaturahmi dan berbagi informasi.

“Mencermati perkembangan dunia politik akhir-akhir ini dan semakin dekat nya hari pencoblosan, maka ada beberapa hal yang perlu kita maklumi bersama,” kata Dadang dalam maklumatnya.

Meski begitu, Dadang memaklumkan, bahwa diskusi dan urun rembuk tentang politik di group ini bukanlah suatu hal yang tabu asalkan tidak keluar dari tujuan awal tadi. Kepada seluruh anggota grup, Dadang mengajak agar menghindari hal-hal negatif yang dirasa tidak patut.

“Dalam diskusi politik di group ini hendaknya kita menghindari untuk menghasut, memfitnah maupun mengungkapkan hal-hal negatif pihak yg berbeda pendapat,” begitu pesannya.

Minum kopi sebagai culture masyarakat Melayu Kepri, dimana ngopi tak sekedar melepas penat dan dahaga namun juga untuk menemani aktivitas kehidupan sosial seperti rapat, bisnis, belajar. F-Oktarian/radarsatu.com

Perang” Antar Pendukung Capres telah Terjadi cukup Lama

Eskalasi politik di tanah air belakangan ini semakin menghangat, terlebih semakin dekatnya hari H pemungutan suara di Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang di disejalankan dengan Pemilu legislatif ini tak kurang tersisa sepekan lagi.

Seiring dengan semakin canggihnya kemajuan teknologi Informasi Teknologi (IT) perdebatan antar masyarakat tidak hanya marak di dunia nyata, bahkan di internet atau dunia maya tak terbentung lagi.

Mengutip dari media cyber korantempo.co yang terbit 11 Oktober 2022 lalu, menyebutkan bahwa kelompok pendukung calon Presiden telah bergerak terang- terangan, perang opini di dunia maya makin ramai.

“Tahapan pemilihan presiden 2024 belum dimulai, namun kelompok pendukung bakal calon presiden, sudah bergerak untuk meningkatkan elektabilitas tokoh yang mereka jagokan,” begitu paragraf berita berjudul memindai pergerakan Capres itu ditulis.

Fenomena saling serang antar pendukung Calon Presiden, melalui kreatifitas video meme hingga adu argumen terkait siapa yang layak menjadi Presiden Indonesia 2024-2029. Selain membuat tensi pendukung rentan meninggi, sekaligus membuat memori hp jadi penuh disebabkan video-video meme berseliweran tersebut tentu juga menimbulkan berbagai pro kontra.

Bagi Khaeruddin (61) tokoh masyarakat di Batu 9, Tanjungpinang, menilai perdebatan antar pendukung itu sebagai hal biasa.

“Saya melihat masih dalam taraf biasa dalam dinamika politik justru menambah kecerdasan politik,” katanya.

Namun begitu, Khaeruddin mengingatkan agar para anggota grup sebaiknya semakin cerdas lagi menyikapi setiap perbedaan. Ditambahkannya, siapa saja boleh bersikeras memperjuangan sesuatu tapi tidak boleh terbawa emosi, teman tetap teman saudara tetap saudara. “Pilihan orang tidak boleh dipaksa, tapi memberikan pandangan silahkan,” imbuhnya.

Namun pendapat berbeda datang dari Nazaruddin (57), Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kepri ini justru merasa khawatir jika kegaduhan antar pendukung Capres-Cawapres itu, akan membuat masyarakat semakin bersikap apatis. “Saya khawatirnya hal ini akan mempengaruhi tingkat partisipasi pemilih terutama kelompok pemula,” kata Nazaruddin.

Kekhawatiran dari pria yang juga menjabat Staf Khusus Gubernur Kepri ini diperkuatnya dengan kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini tidak baik-baik saja, yang membuat daya beli turun. Namun begitu, ia menghimbau sudah seharusnya tokoh -tokoh pendidik saat ini terus bergerak, dengan memberi harapan kepada masyarakat, kegaduhan tokoh politik harus dicegah demi suksesnya perhelatan pemilu 2024 ini. “Siapapun calon presiden yang menang, kehidupan harus semakin lebih baik,” harapnya.

FKP Kepri gelar dialog lintas suku Nusantara yg ada di provinsi Kepri untuk mewujudkan pemilu dan pilkada damai 2024. F-Oktarian/radarsatu.com

Nazaruddin juga mengungkapkan, salah satu prioritas program kerjanya di FPK,  ikut berperan mewujudkan Pemilu dan Pilkada damai, sesuai edaran Mendagri dalam gerakan Indonesia Tertib menjelang Pemilu 2024 “Kita telah melakukan dialog dengan tokoh lintas suku sudah sejak 2023 lalu , sementara di tahun 2024 ini ada program baru yaitu FPK Goes To School dengan menyasar kelompok Gen Z atau tingkat sekolah SMA sederajat,” tandasnya.

Wakil Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri), Komjen Pol Agus Andrianto foto bersama Gubernur Kepri dan masyarakat usai kegiatan Jum’at curhat di Balai Adat Pulau Penyengat Sabtub(3/01). F-Oktarian/radarsatu.com

Kelompok Pemilih Pemilu 2024 dan Harapan kepada Capres

Pengamat Sosial dan Kemasyarakatan, Dr. Fauzi mengatakan, secara umum jika membagi kelompok lapisan masyarakat berdasarkan taraf ekonominya. Dimana dari berbagai kelompok itu, satu hal yang menjadi keinginan utama yakni kehidupan yang sejahtera. “Keinginan utama masyarakat yakni ingin bebas dari kemiskinan,” jelas Fauzi.

Akademisi STAIN SAR Kepri ini mengatakan, banyaknya saluran untuk memperoleh pendidikan saat ini yang tak hanya diperoleh di jalur akademik, tetapi juga dapat diperoleh bahkan di dunia maya. Untuk itu, masyarakat sudah tidak bodoh lagi. Karena itulah ia berkeyaknian, bahwa penilaian masyarakat, atas pemimpin yang dicari bukan lagi sekedar dari segi ketampanan, gagah dan suara bagus saja, melainkan betul -betul dapat menyatu dengan hati rakyat, pemimpin yang dapat mengeluarkan rakyat dari keterpurukan.

“Bangsa ini membutuhkan pemimpin yg mampu membawa negara ini bersaing dengan negara lain, kita tidak mau dipandang lagi sebagai negara kelas 3,” tegasnya.

Menanggapi bermacam polemik yang terjadi menjelang Pemilu 2024, Fauzi berharap terpilihnya pemimpin yang mampu meredam, dan jangan sampai menimbulkan gejolak. “Timbulnya kontraksi dan berbagai pendapat hanya akan dapat menghambat kemajuan bangsa ini,” tegasnya.

Terkait soal pilihan masyarakat yang berbeda sampai saling perang di dunia maya, ia menilai sikap itu tak semuanya murni atas pemikiran masing-masing orang, sebab ada yang hanya sekedar ikut- ikutan “Hal itu terutama bila memberikn keuntungan secara finansial,” ungkapnya.

Meski begitu, tak semuanya ikut-ikutan atau latah, ada sebagian lagi kelompok masyarakat yang memiliki pemikiran murni. “Orang seperti ini jika hatinya agak sulit dibolak-balik, walaupun hasutan datang dari kiri dan kanan, karena dia yakin sosok yang akan di pilihnya itu akan mampu menyelesaikan persoalan bangsa ini,” jelasnya lagi.

Nah, bicara tentang kelompok pemilik pemula, yang jumlahnya cukup banyak pada pemilu 2024 nanti terutama dari kalangan Gen Z dan millenial, Dr Fauzi memandang, kelompok ini tidak semuanya mudah untuk terprovokasi, sebagian memilih secara realistis atas visi- misi Capres- Cawapres periode 2024-2029 mendatang.

Sebagaimana diketahui tiga pasangan Capres-Cawapres pada Pemilu 2024 adalah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dengan nomor urut 2; dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud-MD.

Peran Kepolisian Kawal Pemilu Damai

Baru- baru ini, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) berkunjung ke Kota Tanjungpinang, salah satu agendanya menghadiri dialog Jum’at curhat bersama warga di Pulau Penyengat. Wakapolri berpesan, agar masyarakat Penyengat khususnya dan Kepri pada umumnya tetap menjaga keamanan, ketertiban, dan kerukunan.

Demi mewujudkan pemilu 2024 yang damai, berbagai hal dapat dilakukan pihak ke kepolisian di Tanjungpinang, hal ini demi menjaga stabilitas dan menciptakan lingkungan yang damai. Upaya itu bahkan dilaksanakan sejak jauh hari menjelang Pemilu 2024.

Polresta Tanjungpinang aktif  melaksanakan kegiatan pertemuan ke masyarakat langsung sambil melakukan pembagian bantuan sosial. Selanjutnya upaya lainnya berupa melakukan pengawasan terhadap akun buzzer di media sosial selama masa kampanye pemilu 2024.

Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Heribertus Ompusunggu mengatakan pihaknya akan memproses, jika ada akun buzzer yang menjelek-jelekan peserta Pemilu 2024 di sosial media.

“Tim siber kerjasama kita kerjasama dengan Polda. Jika ada akun yang membuat berita, menjelekkan atau memburukkan salah satu peserta kampanye, akan kita monitor,” ujar Kapolresta, pada sekitar Desember 2023 lalu.

Selain itu, Polresta Tanjungpinang akan melakukan patroli siber untuk mengantisipasi penyebaran berita hoax, selama Pemilu 2024. Ia menerangkan, masyarakat yang menerima berita hoax dapat melaporkan ke Polresta Tanjungpinang, melalui aplikasi “Penyengat” (Penyelesaian Masalah Melekat pada Masyarakat).

Kapolresta menambahkan, masing-masing Polres dan Polresta di semua wilayah memiliki posko. Posko itu, untuk menjaga kondusifitas selama Pemilu 2024.

“Jadi Pemilu memang perbedaan pendapat. Tetapi bagaimana perbedaan pendapat itu, tetap aman dan damai,” pungkasnya.***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *