Tangkal Berita Hoax di Tahun Politik, Polda Kepri: Saring Informasi Sebelum di Share

Kasubbid Multimedia Bidhumas Polda Kepri, IPDA Ronald Simanjuntak saat memberikan pemaparan dalam Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Pengurus PWI Kepri. (Foto: istimewa).

BATAM, RADARSATU.COM – Media sosial (Medsos) merupakan salah satu contoh dari perkembangan teknologi.

Medsos berfungsi sebagai platform digital yang memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi atau membagikan konten berupa tulisan, foto, video.

Perkembangan informasi yang semakin pesat, selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif, salah satunya yaitu munculnya informasi palsu atau lebih dikenal dengan istilah “hoax”.

Hoax merupakan informasi tidak benar yang dibuat sedemikian rupa hingga seolah-olah benar adanya.

Sayangnya saat ini hoax sudah menjadi hal yang biasa. Di media sosial banyak sekali berita simpang siur yang bertebaran sehingga menimbulkan beragam opini masyarakat.

Penyebaran berita hoax juga mampu membawa pada kerancuan informasi dan kehebohan publik akan suatu informasi.

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan lebih berhati-hati dan waspada dalam mengambil informasi yang tersebar.

Hal tersebut diungkapkan Kasubbid Multimedia Bidhumas Polda Kepri, IPDA Ronald Simanjuntak saat memberikan pemaparan dalam Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Pengurus PWI Kepri yang mengusung tema ‘PWI Mengawal Demokrasi, Menangkal Hoax Membangun Kepri’ di Melawa Cafe, Bengkong, Batam, Kamis (14/12/2023) pagi.

Ronald menegaskan, perlunya kewaspadaan ini perlu dilakukan mengingat Indonesia khususnya Provinsi Kepri tengah berada di tahun Politik. Sehingga diprediksi akan banyak bermunculan berita hoaks di media sosial.

“Dan hal inilah yang menjadi tantangan kami dalam meredam berita hoaks. Dan peran insan jurnalis dan medianya tentunya sangat penting dalam menjaga kondusivitas dan keseimbangan informasi melalui pemberitaan yang akurat dan terkonfirmasi kebenarannya,” tegasnya.

Dirinya mengatakan, penyebaran berita bohong lebih mudah dicegah apabila masyarakat turut bijak dalam mempergunakan medsos. Dengan cara menyaring setiap informasi sebelum meneruskan atau membagikannya.

“Untuk itu kami himbau agar masyarakat bisa menyaring setiap informasi yang didapatkan di media sosial sebelum meneruskan atau membagikan. Mengingat, berita hoaks itu dibuat oleh orang pintar dan disebarluaskan oleh orang (maaf) kurang pintar,” ujarnya..

Pada momen tersebut, pihaknya juga menjabarkan ciri-ciri dari berita Hoaks. Yakni menciptakan kecemasan, memunculkan kebencian dan permusuhan, sumber beritanya tidak jelas sehingga tidak ada yang bisa dimintai klarifikasi, menyerang sepihak/tidak netral hingga memanfaatkan fanatisme, suara rakyat, maupun agama untuk menyebarkan berita hoaks.

“Untuk itu, proses menyaring setiap informasi kiranya menjadi kunci untuk menangkal hoaks,” tambahnya.

Penulis: RaviEditor: Riandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *