Seorang Istri di Tanjungpinang Shock Setelah Suaminya Dinyatakan Meninggal Karena COVID-19

Tujuh orang anggota keluarga Alm. Parlindungan Simanungkalit Jalani tes Swab Antigen. (Foto: Robbin, S)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Lisma Simangunsong (48) warga Tanjungpinang shock mendengar kabar suaminya bernama Parlindungan Simanungkalit yang dinyatakan meninggal karena terpapar positif COVID-19 oleh pihak RSUP, Rabu (16/3/2022).

“Ketika di ruang ICU pemeriksaan sudah lengkap termasuk Swab antigen, terus kenapa setelah meninggal lalu pihak Rumah Sakit memvonis bahwa suami saya meninggal positif terpapar COVID-19,” kata Lisma.

Hal tersebut pun membuat Lisma sangat kesal. Menurutnya, untuk menerima hasil Swab antigen tidaklah menunggu waktu yang lama dan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 30 menit. Namun selama 8 jam suaminya dirawat, hasil belum diketahui dan setelah meninggal baru dinyatakan psotif.

“Masa selama suami saya dirawat di RSUP lebih kurang 8 jam hasil Swab tidak diketahui dan setelah meninggal langsung divonis positif terpapar COVID-19. Ini sungguh aneh tapi nyata, sampai saat ini jujur masih bertanya-tanya saya,” ujarnya dengan kesal,

Ia pun yakin bahwa suaminya tersebut meninggal bukan karena COVID-19. Karena ia tahu percis apa penyakit yang diderita suamiku.

Sementara itu, keponakan Parlin bernama Pardamean Simanguncong juga merasa aneh dari pihak Rumah Sakit yang memperbolehkan jenazah pamannya tersebut untuk dibawa ke rumah duka. Padahal pihak rumah sakit telah memvonis positif COVID-19.

“Mengapa pihak rumah sakit memperbolehkan paman saya untuk dibawa ke rumah duka, bukankah pihak RSUP telah memvonis bahwa Almarhum positif COVID-19. Seharusnya segala urusan pemakaman jenazah menjadi tanggung-jawab penuh oleh pihak RSUP jika benar positif,” ujarnya.

Menurutnya, jika pamannya tersebut benar positif COVID-19, maka semua anggota keluarga juga terpapar. Kemudian setelah dilakukan Swab Antigen oleh pihak medis dari Puskesmas Batu 10 kepada tujuh anggota keluarga dan ternyata hasilnya negative.

“Kalau memang Pakcik saya ini positif terpapar Covid 19 berarti semua anggota keluarga kami sudah ketularan dan terbukti satu hari pemakaman esok harinya kami dilakukan swab antigen dan hasilnya negative semua,” tambahnya.

Pantauan radarsatu.com di lapangan, dengan adanya isu terpapar COVID-19 membuat jenazah Parlin langsung disemayamkan sekitar tiga jam di rumah duka dan kemudian pukul 13.00 WIB akan dilanjutkan ke pemakaman Kristen di Km 16 Jalan Uban.

Hal tersebut membuat Ibu, Abang, Kakak dan Mertua almarhum tidak melihat jenazah Parlin. Dengan ini perasaan keluargapun sangat sedih dan sangat merugikan pihak keluarga.

Diberitakan sebelumnya, Parlindungan Simanungkalit awalnya berniat mengajak Istri tercintanya Lisma Simangunsong untuk jalan-jalan sore ke kawasan Bintan Center dengan tujuan makan bersantai.

Setelah berkemas didalam Kamar, tiba-tiba Parlin mengeluh kesakitan dibagian dada dan punggung. Kemudian Istri membaringkan untuk rehat sejenak dan selanjutnya memanggilkan keluarga terdekat untuk memberikan pertolongan dengan cara memicit bagian yang sakit yakni dada dan kepala.

Ternyata pertolongan pertama dengan pristiwa naas itu tidak urung lagi membuahkan hasil lalu Suami Lisma itupun dilarikan ke RSUP yang berjarak sekitar 7 km dari rumah mereka. Selanjutnya dari hasil pemeriksaan diketahui, Parlin mengidap penyakit serangan jantung, gangguan syaraf dan tensi mencapai dua ratusan lebih.

Perawatan intensif harus dilakukan dimana almarhum,sejak digotong dari rumah sudah tak sadarkan diri lagi sampai menghembuskan nafas terakhir diruang Mawar lantai 6 tepatnya PUKUL 23.OO WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *