Indeks

Rencana Implementasi Blue Economy: Bappeda Diskusi Bersama YSKI dan DKP Kepri

Pertemuan Bappeda Kepri dan YSKI. (Foto: Bappeda Kepri)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Provinsi Kepulauan Riau (Bappeda Kepri) menerima Kunjungan Kerja Delegasi Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (YSKI), Senin (22.07).

Pertemuan itu berlanjut dengan diskusi Inisiasi Kolaborasi Pengembangan Rencana Induk dan Peta Jalan Ekonomi Biru Provinsi Kepri.

Kepala Bappeda Kepri Misni menyampaikan, tawaran ide dan dukungan YSKI sejalan dengan Visi dan Misi Provinsi Kepri 2025-2045 yaitu KEPRI PERMATA BIRU 2045 : Provinsi Kepulauan Berbasis Maritim, Berbudaya Melayu, Maju, dan Berkelanjutan.

“Basline 2025, Indeks Ekonomi Biru Indonesia (IBEI) berada pada angka 45.49. Peningkatan Indeks Ekonomi Biru menjadi 107.21 pada 2045 perlu diperkuat dengan pengarusutamaan giat pengembangan sektor ekonomi dan industri berbasis maritim berbasis inovasi, inklusif, dan berkelanjutan,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Kepala Bappeda Kepri juga memaparkan langkah strategis yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Kepri dalam mengupayakan peningkatan Blue Economy yaitu:
1. Pengelolaan perikanan tangkap dan budi daya laut.
2. Pariwisata berbasis pesisir.
3. Manufaktur/industri pengolahan berbasis kelautan.
4. Jasa maritim.
5. Bioteknologi dan bioekonomi.
6. Sektor penelitian dan pengembangan.

Sedangkan kerangka upaya quick wins RPJPD Provinsi Kepri tahun 2025-2045 terkait Blue Economy yaitu:
1. Kepri Tourism Belt dengan tema pengembangan badik tumbuk lado.
2. Pengembangan Kampung Nelayan.
3. Ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual.
4. Ekosistem industri halal dan pengarusutamaan pariwisata ramah
muslim.
5. Penyelesaian status sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT)
Natuna.
6. Penyusunan pedoman dan regulasi pariwisata ramah muslim.
7. Penerapan blue green and circular economy (BGCE) di sektor pariwisata.
8. Ketersediaan ekosistem dan infrastrktur mutu bertaraf internasional.
9. Penetapan Geopark Natuna menjadi UNESCO Global Geoprak.
10. Pengembangan destinasi wisata dan promosi wisata budaya melayu di Pulau Penyengat.
11. Peningkatan produktivitas nelayan perikanan tangkap dan budi daya secara berkelanjutan.

Rapat tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepri Said Sudrajat, Mubariq Ahmad, Direktur Eksekutif dari Conservation Strategy Fund Indonesia (CFS/YSKI Indonesia), Prof Luky Adrianto (IPB) , Dinda Ratnasari (NRE), Wahyudin, Kepala LPPM, dosen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Maritim, Kabid Perencanaan Perekonomian dan SDA, Zulkarnaen Adi Jaya, Pejabat Fungsional dan Staf Bappeda Kepri.

Seputar YSKI

Diketahui, Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (YSKI) terdaftar secara legal di Indonesia sejak Maret 2016. YSKI bergSerak dalam bidang penguatan kebijakan dan perencanaan pembangunan berkelanjutan yang mencakup sumber daya terestrial dan kelautan dari aspek ilmu ekonomi, tata kelola dan system thinking.

YSKI memiliki MoU dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendukung persiapan implementasi ekonomi biru yang digagas sebagai kekuatan transformative dalam RPJPN 2025-2045.

Dalam menjalankan misinya, YSKI membangun konsorsium dengan IPB University untuk memadukan kekuatan inisiatif penguatan perencanaan dan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan.

Saat ini, Konsorsium YSKI-IPB University sedang menjalankan program dukungan bagi provinsi-provinsi yang sedang/tertarik untuk mengembangkan perencanaan implementasi ekonomi biru.

Delegasi YSKI menyampaikan tawaran dukungan pengembangan ingin menginisiasi proses dialog untuk mengkonkritkan ide/inisiatif dukungan dalam pengembangan rencana implementasi ekonomi biru di Kepri bersama Bappeda Provinsi Riau, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau dan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) selaku universitas pendamping dan penyedia tenaga ahli.

Exit mobile version