Indeks

Kinerja APBN Sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Kepri

Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau. (Foto: Okta radarsatu.com)

KEPRI, RADARSATU.COM – Sejalan dengan perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 5,11 persen (yoy), perekonomian Kepri juga tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) di Triwulan I Tahun 2024. Pada tahun 2023, percepatan pertumbuhan ekonomi Kepri merupakan yang tertinggi ke-2 di Sumatera dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen (yoy), setelah Provinsi Sumsel 5,06 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal pertama ini, didukung oleh semua komponen PDRB. Kontribusi Fiskal dan APBN, berkontribusi menguatkan pertumbuhan ekonomi Regional Kepri. Pemerintah juga ikut mendorong daya beli masyarakat dan melakukan stabilisasi harga melalui pengendalian inflasi.

Belanja Modal dan penyaluran Dana Desa yang positif juga mampu mendorong pertumbuhan Investasi/PMTB. APBN melalui Belanja pegawai, layanan birokrasi, dan administrasi, hingga persiapan Pemilu 2024 ikut memberikan dukungan kepada ekspansi perekonomian regional.

Selain itu, HBKN Ramadhan, Imlek, Nyepi dan Paskah, kemudian aktivitas parpol menjelang masa kampanye juga turut mendorong pergerakan pertumbuhan ekonomi di Kepri.

Neraca perdagangan Kepri juga terus mencatat kinerja yang baik. Pada bulan April 2024, tercatat surplus perdagangan sebesar US$826,21 Juta. Surplus perdagangan terjadi akibat komponen Ekspor yang mampu tumbuh positif dibandingkan dengan komponen Impor. Surplus tersebut mampu memberikan dukungan bagi Ekonomi Kepri untuk tetep tumbuh melalui produksi Ekspor di Kepri, khususnya pada komoditas Mesin dan Peralatan Listrik.

Nilai ekspor pada April 2024 tercatat sebesar US$1.476,11 Juta. Nilai ekspor tersebut mengalami pertumbuhan negatif 3,05 persen (yoy) dan 22,33 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor pada Sektor Migas dan Sektor Non Migas, sementara untuk nilai impor Provinsi Kepulauan Riau pada April 2024 tercatat sebesar US$649,90 Juta.

Nilai Impor tersebut mengalami pertumbuhan negatif sebesar 54,44 persen (yoy) dan 36,15 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh penurunan Impor Migas sebesar 36,72 persen (yoy) dan Sektor Non Migas sebesar 36,04 persen (yoy).

Kinerja APBN tetap on track
Dalam rapat ALCo Regional Kepri yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Kemenkeu Satu Kepri, Indra Soeparjanto Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kepri menyatakan, pendapatan negara di regional Kepri telah terealisasi sebesar Rp4.909,46 miliar atau telah mencapai 33,76 persen dari total target yang bersumber dari Penerimaan Perpajakan dan PNBP.

“Penerimaan Perpajakan menjadi penyumbang terbesar sebesar Rp3.707,58 miliar atau 32,31 persen dari total Pendapatan Negara,” ungkapnya.

Indra juga mengatakan, kinerja penerimaan tersebut didukung oleh kinerja kegiatan ekonomi yang baik, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, serta transaksi domestik yang stabil dan keberlanjutan.

“Total Belanja APBN di Kepri sampai akhir April 2024 sebesar Rp4.573,93 miliar atau 25,91 persen dari total Pagu Belanja tahun 2024,” jelasnya. Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa realisasi belanja Pemerintah Pusat pada APBN sebesar Rp2.110,91 miliar atau 21,96 persen dari pagu.

Menurutnya, ralisasi ini lebih tinggi 17,49 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan realisasi tertinggi pada Belanja Barang Rp1.031,49 miliar (23,86 persen dari Pagu) tumbuh 61,36 persen (yoy).

Selanjutnya, realisasi penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) Kepri sebesar Rp2.463,01 miliar atau 30,62 persen dari pagu, tumbuh 5,26 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2023.

Sampai dengan akhir April 2024, Transfer ke Daerah yang telah tersalurkan adalah Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Insentif Daerah, DAK Non Fisik, dan Dana Desa, sementara untuk DAK Fisik yang masih belum dapat direalisasikan karena Perpres terkait penyaluran DAK Fisik tahun 2024 baru terbit pada bulan Mei 2024.

Exit mobile version