Penghujung Ramadan Berbuah Berkah, Daun Kelapa Jadi Rupiah

Perajin ketupat Kota Tanjungpinang, Nesli. foto: Chairuddin/radarsatu.com

TANJUNGPINANG, RADARSATU.com – Idulfitri jadi momen berkah bagi para perajin ketupat termasuk di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Dengan ketelatenannya, para perajin di Kota Gurindam mengubah daun kelapa yang masih hijau menjadi anyaman ketupat. Kemudian, dijual untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah di penghujung Ramadan. Seperti di penghujung Ramadan 2024.

Hampir di setiap sudut kota, dagangan para perajin menghiasi perjalanan umat muslim menuju detik-detik Idulfitri.

Nesli, salah seorang perajin ketipat mengatakan, hasil anyaman itu ia jual dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp10 ribu per 10 buah, hingga Rp12 ribu perikat daun ketuap.

Ia sendiri, menjual dua jenis daun yakni untuk pulut dan lontong.

“Lumayan laris dapat hasilnya Rp400 ribu tak sampai satu hari nanti jam 11 sudah balek,” katanya.

Nesli mengaku, dirinya telah berjualan sejak tiga hari terkahir. Para pedagang rata rata mulai sejak pukul 5 subuh dan kurang dari setehgah hari daun ketuap sudah habis terjual.

Hal senada juga disampaikan oleh perajin lainnya, Syafril (55). Penjual ketupat musiman di Pasar Bintan Center Tanjungpinang itu banjir orderan mendekati lebaran Idulfitri 1445 Hijriah.

Bahkan ia berhasil menjual 500 ketupat sebelum pukul 10 pagi. Ia mengaku sempat berhasil menjual hampir 1.000 bungkus ketupat dalam sehari.

“Kalau sehari itu hampir 1.000 yang kita buat, tapi gak sendiri anak isteri juga bantu, kita juga ngupah tetangga,” kata Syafril.

Syafril yang telah menekuni dunia perajin ketupat sejak 15 tahun silam itu, tak hanya berjualan sendiri. Ia juga membawa anak dan istrinya berjualan dan menganyam ketupat di pasar itu.

“Kita janurnya kan juga beli dari Bintan, kalau keuntungan bersihnya itu sejuta lebih lah kita dapat,” ucap Syafril.

“Kita jualan mulai H-4 sampai H-1, tidak bisa terlalu lama karena nanti daunnya jelek. Selain Idulfitri, kita juga jualan jelang Iduladha,” tambah Syafril.

Berkah dari penghujung Ramadan pun semakin ia rasakan. Sebab, permintaan ketupat setiap tahunnya memang selalu tinggi dari masyarakat. Keluarganya pun mengaku kewalahan memenuhi permintaan tersebut.

“Itu aja masih ada pesanan ketupat, yang dikejar orang belum selesai,” jelasnya. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *