Ini Hasil Pengawasan Loka POM Sepanjang Ramadan di Tanjungpinang dan Bintan

Ilustrasi jualan minuman di Tanjungpinang. F-Muhammad Chairuddin/radarsatu.com

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Hasil pengawasan Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) di Tanjungpinang dan Bintan menunjukkan nihil temuan makanan dengan bahan berbahaya selama Ramadan 2024.

Kepala Loka POM Tanjungpinang, Irdiansyah mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pengawasan selama bulan Ramadan 1445 H di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan.

“Termasuk pemeriksaan dan pengujian terhadap takjil yang dijual oleh pedagang musiman selama bulan Ramadan 1445 H,” katanya, Minggu (24/03).

Pengawasan itu bertujuan untuk menjamin obat dan makanan yang beredar memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan.

“Untuk hasil pengujian terhadap takjil yang dijual oleh pedagang aman tidak ditemukan mengandung bahan yang dilarang dalam makanan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Loka POM mengimbau agar masyarakat bijak dalam memilih obat dan pangan yang aman dengan melakukan Cek KLIK.

Empat hal yang harus kita lakukan dalam memilih dan memilah, yaitu Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Tanggal Kedaluwarsa.

Pertama, cek kemasan dengan memastikan kemasan selalu dalam kondisi sempurna. Kalau kemasannya kaleng, jangan sampai penyok, menggelembung, terbuka tutupnya ataupun rusak dan jangan sampai obat dan makanan yang kita konsumsi mengganggu kesehatan.

Kedua, cek label pada makanan. Minimal, ada 6 faktor yang harus dicantumkan diantaranya nomor izin edar, komposisi, nama produk, jenis, kode produksi dan tanggal kedaluwarsa. Pastikan selalu baca label obat dan makanan yang akan dibeli.

Ketiga, cek izin edar dengan memastikan selalu obat dan makanan yang akan kita beli memiliki izin edar dari Badan POM, yang memiliki izin edar biasanya mencantumkan nomor registrasi dari Badan POM.

“Keempat, pastikan selalu cek tanggal kedaluwarsa. Mengonsumsi bahan pangan yang sudah lewat tanggal kedaluwarsanya beresiko tinggi,” tambah Irdi.

Selain kualitas sudah berkurang atau hilang, bisa jadi mengalami perubahan komposisi kimia tertentu yang berbahaya. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *