Cegah Resiko Tertular HIV/AIDS Sejak Bayi

Petugas RSUD Saat Melakukan Pemeriksaan Kepada Pasien. (Foto: Rob)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.com — Penularan HIV dan AIDS masih menjadi antensi di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia termasuk salah satu negara di dunia dengan jumlah infeksi HIV yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Saat ini tercatat ada kurang lebih 640.000 Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Indonesia.

Sejak tahun 2009, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa 38% di antaranya HIV dan AIDS cenderung kepada perempuan.

Meski begitu angka ini mengkhawatirkan, mengingat kemungkinan risiko penularan, terutama dari ibu ke anak, dapat ditekan dengan perawatan yang tepat, sebelum atau selama kehamilan.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang juga merupakan Ketua Tim Pelayanan HIV/AIDS RSUD Raja Ahmad Tabib, Dwinita Vivianti memberikan langkah dini yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada bayi adalah dengan mencegah perempuan usia reproduksi tertular HIV.

Dirinya menyebut komponen ini dapat juga dinamakan pencegahan primer, yang bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi secara dini, bahkan sebelum terjadinya hubungan seksual.

Hal ini dapat mencegah perempuan muda pada usia reproduksi, ibu hamil dan pasangannya untuk tidak terinfeksi HIV. Sehingga penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dicegah.

“Salah satu Kegiatan yang dapat dilakukan untuk pencegahan dengan KIE tentang HIV-AIDS dan kesehatan reproduksi, baik secara individu atau kelompok dengan sasaran khusus perempuan usia reproduksi dan pasangannya,” kata Dwinita.

Selain itu, kata Dwinita dukungan psikologis kepada perempuan usia reproduksi yang mempunyai perilaku atau pekerjaan berisiko dan rentan untuk tertular HIV atau penerima donor darah, pasangan dengan perilaku/pekerjaan berisiko agar bersedia melakukan tes HIV.

“Dukungan sosial dan perawatan bila hasil tes positif jug penting, karena Perempuan dengan HIV dan pasangannya perlu merencanakan dengan seksama sebelum memutuskan untuk ingin punya anak,” terangnya.

Lanjutnya, perempuan dengan HIV memerlukan kondisi khusus yang aman untuk hamil, bersalin, nifas dan menyusui, yaitu aman untuk ibu terhadap komplikasi kehamilan akibat keadaan daya tahan tubuh yang rendah; dan aman untuk bayi terhadap penularan HIV selama kehamilan, proses persalinan dan masa laktasi.

“Hal ini bisa dilakukan dengan setiap pasangan HIV mencari informasi mengenai kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan,” ucapnya.

Selain itu, Dwinita menyebut ibu hamil dengan HIV yang tidak mendapatkan upaya pencegahan penularan kepada janin atau bayinya, maka risiko penularan berkisar antara 20-50%.

Bila dilakukan upaya pencegahan, maka risiko penularan dapat diturunkan menjadi kurang dari 2%. Dengan pengobatan ARV yang teratur dan perawatan yang baik, ibu hamil dengan HIV dapat melahirkan anak yang terbebas dari HIV melalui persalinan pervaginam dan menyusui bayinya.

Adapun, kata Dwinita untuk melakukan pencegahan penularan HIV dan sifilis pada ibu hamil yang terinfeksi HIV dan sifilis ke janin/bayi yang dikandungnya dapat dilakukan langkah-langkah seperti Layanan antenatal terpadu termasuk tes HIV dan sifilis, kemudian menegakkan diagnosis HIV dan/atau sifilis.

Setelah itu, Pemberian terapi antiretroviral (untuk HIV) dan Benzatin Penisilin (untuk sifilis) bagi ibu, konseling persalinan dan KB pasca persalinan, konseling menyusui dan pemberian makanan bagi bayi dan anak, serta KB, dan konseling pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak.

Kemudian persalinan yang aman dan pelayanan KB pasca persalinan, pemberian profilaksis ARV pada bayi dan terakhir memberikan dukungan psikologis, sosial dan keperawatan bagi ibu selama hamil, bersalin dan bayinya.

“Semua kegiatan di atas akan efektif jika dijalankan secara berkesinambungan dan strategi yang paling efektif untuk mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke anak pada masa kehamilan, persalinan dan pasca kelahiran,” tutup Dwinita mengakhiri resepnya. (Rob)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *