Jadikan Prodak Unggulan, DKP Kepri Siapkan Rp200 Juta Untuk Lahan Rumput Laut

Plt Kepala DKP Kepri, Laode Faishal. (Foto: istimewa).

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepulauan Riau berupaya menjadikan rumput laut sebagai produk unggulan daerah.

Plt Kepala DKP Kepri, Laode Faishal mengatakan, pihaknya telah menyiapkan anggaran Rp200 juta untuk melakukan kajian kesesuaian lahan budidaya rumput laut.

“Kita harapkan tahun ini dapat terealisasi, agar kegiatan budidaya rumput laut dapat dilaksanakan secara simultan,” katanya, Rabu (8/2/2023).

Laode menuturkan, Kepri memiliki potensi budidaya rumput laut yang cukup besar, berdasarkan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWPK), Kepri memiliki 90 ribu hektar kawasan yang sudah dialokasikan sebagai kawasan budidaya ikan, teripang, dan lainnya termasuk rumput laut.

Selain itu, Kepri juga memiliki 2,9 juta hektar kawasan konservasi yang sebagiannya bisa digunakan sebagai budidaya rumput laut.

“Kita sudah mencanangkan untuk menjadikan aktivitas budidaya rumput laut itu sebagai sektor unggulan di Kepri untuk meningkatkan produktivitas perairan,” tuturnya.

Laode mengungkapkan, saat ini terdapat dua daerah penghasil budidaya rumput laut di Kepri, yakni Kabupaten Karimun dan Kabupaten Lingga.

Kedua daerah ini telah berhasil memproduksi 7.700 ton rumput laut kering pada tahun 2021 lalu.

“Belum lagi produksi rumput laut tangkapan alam atau sargasum yang diproduksi di Batam,” ungkapnya.

Kendati demikian kata Laode, harga rumput laut Kepri masih dibanderol Rp15 ribu per kilo, lebih rendah dari Sulawesi yang mencapai Rp30 ribu per kilo.

Kondisi ini disebabkan produksi yang masih sedikit sehingga pembeli belum bisa mendapatkan jaminan ketersediaan stok dalam jumlah besar.

“Rumput laut kering di Sulawesi Rp30 ribu per kilo, sementara disini Rp15 ribu karena produksi kita sedikit,” tambahnya.

Sebelumnya, Gubernur Ansar Ahmad menyampaikan bahwa pengembangan budidaya merupakan salah satu misinya dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis maritim.

“Kepri sebagai provinsi kepulauan membutuhkan usaha-usaha khusus mulai dari Pemprov hingga kabupaten/kota untuk optimalisasi hasil laut untuk masyarakat seluas-luasnya,” katanya saat panen rumput laut di Karimun, Selasa (7/9/2021).

Menurut Ansar, selama ini sebagian besar dari lebih kurang 200 ribu rumah tangga nelayan di Kepri kegiatannya merupakan nelayan tangkap.

Para nelayan akan didorong untuk melakukan kegiatan budidaya, baik ikan maupun komoditi yang lain.

“Alhamdulillah di Dusun Jaga maupun beberapa dusun yang lain ini masyarakat sudah mengembangkan budidaya rumput laut. Akan tetapi fluktuasinya naik turun. Saat ini kita akan bangkit kembali untuk pengembangan budidaya rumput laut,” tambahnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *