Opini  

Deklarasi Dukungan Terhadap Ganjar Pranowo telah dan akan Terus Membuat Problematika dalam Internal PDIP

Oleh : Irwan musrianto
Mahasiswa Stisipol Raja Haji Tanjungpinang.
( Prodi Sosiologi )

Dukungan yang diberikan oleh banyak kalangan masyarakat, baik dari golongan non-politik dan dari politikus telah membuat Bapak Ganjar Pranowo berada dalam posisi yang krusial dalam bursa Calon Presiden untuk ajang Pemilihan Presiden tahun 2024 kelak.

Posisi Bapak Ganjar Pranowo saat ini berada dalam situasi yang sulit namun strategis, karena meskipun masih batasan hierarki Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP mengenai kepastian pencalonannya sebagai Presiden, namun dukungan yang telah diutarakan di publik (melalui acara deklarasi-deklarasi yang dilakukan oleh banyak kelompok/relawan pendukung Bapak Ganjar Pranowo) berhasil membuat kekuatan politik Bapak Ganjar Pranowo menjadi lebih kuat, hingga memiliki potensi untuk menyebabkan sebuah konflik internal, atau problematika dalam Internal PDIP dalam satu-dua tahun kedepan.

Problematika internal dalam tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini saya kira merupakan permasalahan yang biasa terjadi dalam sebuah Partai Politik saat sosok Presiden yang telah terpilih tidak dapat lagi meneruskan periodenya karena batasan yang ada dalam konstitusi. Partai Demokrat memiliki permasalahan yang sama sebelum Pemilihan Presiden 2014 saat periode pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono akan segera berakhir, konflik Internal partai tentang sosok pengganti dari Bapak SBY telah membuat internal dari Partai Demokrat terbelah menjadi beberapa bagian hingga mereka akhirnya tidak mampu melahirkan sosok yang memiliki elektabilitas yang tinggi untuk dapat dicalonkan sebagai Calon Presiden, dan pada akhirnya membuat Partai Demokrat harus merelakan untuk tidak memiliki kader sebagai Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden pada Pemilihan Presiden tahun 2014. Hal ini yang kemudian membuat Partai Demokrat, yang masih belum berhasil memulihkan citra baik dan kekuatan politik mereka, pada Pemilihan Presiden 2019 harus merelakan lebih banyak lagi bagian dari kekuatan politik mereka saat sekali lagi tidak dapat mengusung sosok dalam internal partai yang mampu menembus Bursa Calon Presiden ataupun Calon Wakil Presiden.

Contoh yang nyata dan relevan yang terjadi pada Partai Demokrat, mungkin saja dapat terjadi pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Pemilihan Presiden tahun 2024 nantinya dimana saat masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang kedua, jika PDIP tidak tegas dan berhasil menemukan sosok dalam internal partai yang dapat menjadi Calon Presiden, PDIP mungkin akan mengalami masa yang sulit seperti Partai Demokrat di masa Pemerintahan Joko Widodo.

Namun, menurut saya pribadi PDIP saat ini memiliki peluang yang melakukan persiapan lebih awal untuk menyiapkan sosok ‘penerus’ dari Bapak Joko Widodo pada Pemilihan Presiden tahun 2024 nanti, sosok itu adalah Bapak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang diusung dan merupakan kader dari PDIP. Hingga artikel ini ditulis, Bapak Ganjar Pranowo memiliki tingkat elektabilitas pada angka 20,4 Persen melebihi tokoh-tokoh nasional yang kondang seperti Prabowo Subianto, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Kader PDIP lainnya yaitu Puan Maharani.

Elektabilitas Bapak Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden ini membuktikan bahwa Ganjar Pranowo, yang merupakan Gubernur Jawa Tengah selama dua periode yang juga dinilai berhasil dalam membangun dan memerintah Jawa Tengah telah memiliki basis dukungan yang kuat, tepatnya di Provinsi yang memiliki populasi ketiga terbanyak di Indonesia. Jawa Tengah merupakan provinsi yang telah menghasilkan banyak tokoh-tokoh nasional karena masyarakat Jawa Tengah memiliki spesifikasi yang sangat bagus untuk digunakan sebagai fondasi dasar dari rangkaian dukungan politik yang diperlukan oleh seorang politikus, terutama di tingkat Nasional. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) harus menyadari bahwa mereka memiliki sosok yang jika dipromosikan dan didorong menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh PDIP, akan berubah menjadi salah satu kandidat terkuat dalam Bursa Calon Presiden untuk tahun 2024.

Namun, disinilah saya pikir permasalahan internal atau dilema mungkin akan terjadi karena para kader dan pengurus PDIP yang masih belum menentukan siapa yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden tahun 2024 nantinya, dan ada kemungkinan besar jika melihat angin dan pembicaraan yang terjadi di media massa bahwa Pengurus Pusat PDIP lebih condong terhadap pencalonan Ibu Puan Maharani sebagai sosok yang akan didorong untuk menjadi Calon Presiden yang resmi diusung oleh PDIP.

Rumor ini bukanlah pembicaraan burung belaka, namun telah dirasakan oleh banyak kader-kader PDIP, terutama anggota dari DPC PDIP yang berada di Jawa Tengah, seperti Wakil Ketua DPC Sukoharjo, Albertus Sumbogo yang mengatakan bahwa tetap akan mendukung Bapak Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden yang diusung oleh PDIP walaupun akan diancam dipecat dari jabatannya. Meskipun satu masalah ini telah diatasi oleh pihak terkait dalam tubuh PDIP dengan menjatuhkan sanksi, pernyataan yang diberikan oleh Sumbogo mungkin dapat mewakilkan banyak dari kader PDIP yang mendukung Bapak Ganjar Pranowo namun merasa bahwa PDIP akan mencalonkan Ibu Puan Maharani. Keresahan yang dialami oleh sebagian kader PDIP mungkin berasal dari data bahwa Elektabilitas yang dimiliki oleh Ibu Puan Maharani (bahkan setelah kontroversi promosi Ibu Puan melalui Baliho di banyak wilayah Indonesia) berada pada angka 1,3 Persen, hanya sekitar 5 persen dari elektabilitas yang dimiliki oleh Bapak Ganjar Pranowo. Tentu dari data tersebut, dapat dilihat bahwa mendukung Bapak Ganjar Pranowo dengan Elektabilitas yang jauh lebih tinggi akan lebih muda untuk dilakukan daripada mencoba untuk mendorong Ibu Puan Maharani yang tidak memiliki basis pendukung yang kuat diluar internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Problematika yang mungkin akan dihadapi oleh PDIP pada beberapa tahun selanjutnya dalam urusan pencalonan Presiden akan berfokus pada keputusan dari pengurus pusat PDIP itu sendiri, dan apakah seluruh bagian dari PDIP di tiap daerah akan mengikuti keputusan tersebut jika pengurus pusat memilih Ibu Puan Maharani sebagai Calon Presiden resmi dari PDIP. Saya melihat pencalonan Ibu Puan Maharani, mungkin dapat dilihat sebagai langkah jangkah panjang seperti yang dilakukan oleh Gerindra dengan Bapak Prabowo Subianto pada tahun 2009 yang memulai karier politiknya sebagai bagian minoritas dari koalisi PDIP-Gerindra, namun pada pemilihan-pemilihan Presiden selanjutnya berhasil menjadi sosok yang dapat menjadi pemain besar. Saya merasa bahwa jika PDIP ingin melakukan rencana jangka panjang ini, mereka tidak memiliki kepercayaan kepada Bapak Ganjar Pranowo untuk tetap ‘loyal’ terhadap PDIP nantinya jika ia terpilih menjadi Eksekutif Utama dari Sistem Pemerintahan Indonesia.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan berada dalam situasi yang menurut saya seharusnya secara logis mudah diatasi, karena statistik yang sangat condong terhadap Bapak Ganjar Pranowo membuat ia seharusnya menjadi kandidat yang dipilih oleh PDIP. Namun, Ibu Puan Maharani yang merupakan anak kandung dari Ibu Megawati Soekarnoputri memiliki nilai tradisi yang sangat kental dalam internal PDIP, terutama pengurus pusat dari partai tersebut, dilema yang mungkin dialami oleh PDIP jika mereka memilih untuk mengusung Ibu Puan Maharani pada Pemilihan Pilpres 2024 mungkin tidak akan hilang, karena akan banyak kader PDIP, terutama yang mendukung Bapak Ganjar Pranowo nantinya akan merasa bahwa selama Ibu Puan Maharani, kandidat lain bahkan yang sekuat Bapak Ganjar Pranowo, tidak akan dipertimbangkan secara serius oleh pengurus pusat PDIP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *