Bank Sampah Masih Belum Mendapat Perhatian Dari Pemerintah

TANJUNGPINANG– Bank sampah sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kota Tanjungpinang apalagi bank sampah berperan mengurai sampah dari masyarakat.

Namun, ternyata masih terdapat bank sampah yang mengalami kendala seperti hal nya bank sampah berlian bumi air raja.

Bank sampah yang didirikan secara swadaya sejak 2 tahun lalu itu mengalami kesulitan mengangkut sampah dari masyarakat.
“Kendalanya ya kendaraan pengangkut seperti kaisar untuk menjemput barang,” ujar Siti, Manager Bank sampah berlian bumi air raja, Minggu (12/7).

Siti mengaku telah mengajukan bantuan kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang untuk membantu operasional bank sampah yang sudah memiliki 50 nasabah itu, namun hingga kini bantuan tersebut belum kunjung tiba.
“Belum mendapatkan bantuan sampai saat ini. Kita sudah ajukan sejak awal 2019 tapi belum kita terima bantuannya,” pungkasnya.

Bank sampah berlian bumi air raja sendiri berhasil menyetor 297 kilogram sampah ke pengepul setiap 2 pekan nya.

Sementara itu, Kusworo ketua RT 4 RW 3. Kelurahan Pinang Kencana meminta pemerintah Kota Tanjungpinang menyediakan pengepul sendiri.
“Idealnya bank sampah itu ada induk, tanggungjawab dari pemerintah dia punya pengepul sendiri,” pintanya.

Hal ini menurutnya penting mengingat bank sampah masih bergantung pada harga yang ditetapkan pengepul sehingga harga beli sampah dari cenderung naik turun.

Sementara itu, kepala DLH Kota Tanjungpinang melalui Kepala Bidang pengelolaan sampah, Raja Emi Trimasrura mengatakan sudah memberikan memberikan bantuan berupa kaisar kepada beberapa bank sampah.
“Sudah ada mendapat bantuan berupa kaisar namun belum seluruhnya,” katanya, Senin (13/7).

Emi juga membeberkan dari 11 bank sampah yang terdaftar di DLH Kota Tanjungpinang, baru 7 yang beroperasional secara aktif.
“Ada 11 bank sampah, cuman belum semuanya aktif hanya 7 yang aktif,” bebernya.

Emi menambahkan, masih banyak ditemui kendala untuk mengembangkan bank sampah ke kerajinan kreatif, disamping pasar yang belum tersedia, SDM, peralatan dan anggaran yang terbatas juga dinilai masih menjadi kendala utama.

“Sebenarnya kemarin kita sudah pernah melakukan pembinaan membuat tas dari barang-barang bekas, di samping pasar, peralatan, SDM dan anggaran yang tersedia juga belum memadai,” tambahnya.

Penulis: Immanuel
Editor: Taufik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *