TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM –Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Aries Fhariandi membenarkan tingginya ekspor Kelapa berdampak pada harga Santan yang meroket.
Ia mengatakan, hal itu sebenarnya tidak hanya terjadi di Kepri. Tapi juga di seluruh Indonesia.
“Bukan hanya di Kepri, tapi seluruh Indonesia. Permintaan ekspor cukup tinggi dan harganya cukup bagus bagi petani,” katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya juga berupaya menstabilkan harga dengan berkoordinasi bersama para pihak terkait. Seperti asosiasi industri Kelapa agar tak terus melonjak.
Selain itu, pihaknya juga telah melaporkan kenaikan itu ke pemerintah pusat. Selanjutnya, Pemprov Kepri masih menunggu kebijakan pemerintah pusat untuk pembatasan ekspor jika memungkinkan.
“Sudah kita laporkan. Untuk sementara akan kita lakukan pembatasan ekspor agar harga kelapa dan santan tidak melonjak,” ujarnya.
“Selain itu, kami juga berupaya meminta kebijakan pengenaan tarif ekspor, serta pemenuhan kebutuhan di dalam negeri terpenuhi terlebih dahulu,” tambah Aries.
Sebelumnya, Harga santan di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) meroket pada awal tahun 2025.
Salah seorang pedagang santan, Bambang mengungkapkan, kenaikan itu terjadi sejak tiga bulan belakangan. Kenaikannya bisa mencapai 50 persen.
“Santan sekilo 35 sampai 37 sebelumnya 22 itu pun masih dalam hitungan wajar,” katanya, Rabu (15/01).
Ia menjelaskan, kebaikan itu bermula dari naiknya harga kelapa dari Rp4.000 hingga Rp8.000. Alhasil turut berdampak pada harga santan sebagai bahan olahan dari kelapa.
Menurutnya, kelapa yang selama ini ia gunakan adalah kelapa lokal dari Natuna. Per harinya, ia bisa menghabiskan 500 buah kelapa.
Ia sempat mendengar, kenaikan itu juga dipicu dengan semakin tinggi angka ekspor Kelapa.
“Sangat tinggi karena harga ekspor itu udah jauh dari yang sebelumnya 3 bulan terakhir. Harganya makin melonjak,” tuturnya.
Pedagang Santan lainnya, Anto juga mengatakan hal serupa. Namun, ia menyebut kenaikan itu belum berpengaruh pada penjualan.
“Penjualan tidak, karena sepertinya se-Tanjungpinang semua harganya sama,” tuturnya
Akan tetapi, para pembeli yang biasanya adalah pedagang makanan kerap mengeluhkan kenaikan harga santan di Tanjungpinang itu.
“Paling biasa pembeli mengeluh pasti. Kebanyakan yang beli kan pedagang juga seperti kue dan lainnya,” tuturnya.