JEMAJA, Radarsatu.com – Pemadaman listrik bergilir yang dilakukan oleh Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Anambas di wilayah Jemaja dan sekitarnya sudah berlangsung selama 15 hari tanpa kejelasan kapan akan berakhir. Pemadaman ini disebabkan oleh gangguan pada mesin pembangkit Man 01 di Sub ULP Letung yang hingga kini belum terselesaikan.
Sejak awal Mei 2025, pelanggan PLN mengeluhkan dampak pemadaman yang terjadi selama 4 hingga 5 jam setiap hari, termasuk pada jam-jam krusial seperti pukul 17.00 hingga 01.00 dini hari, yang disebut sebagai beban puncak oleh PLN.
Hariyadi, salah satu pelanggan PLN Jemaja, menyampaikan keresahannya.
“Sudah 15 hari kami mengalami pemadaman listrik bergilir. Kami hanya ingin tahu kapan ini akan berakhir. Di tengah cuaca panas seperti ini, listrik sangat dibutuhkan untuk aktivitas rumah tangga maupun usaha,” ujarnya kepada media, Kamis (15/5/2025).
Lebih lanjut, Hariyadi mempertanyakan logika jadwal beban puncak yang dikeluarkan oleh PLN.
“Jam 9 malam ke atas seharusnya penggunaan listrik justru menurun. Tapi kok masih dianggap beban puncak dan tetap dipadamkan?” tambahnya.
Pelanggan juga mengeluhkan seringnya pemadaman yang terjadi di luar jadwal resmi, membuat mereka sulit beraktivitas secara normal. Gangguan ini telah berdampak besar pada sektor rumah tangga, perkantoran, hingga pelaku usaha kecil.
Menanggapi hal ini, pihak PLN Anambas menyatakan bahwa mereka masih melakukan perbaikan pada mesin pembangkit yang mengalami gangguan. Namun hingga kini, belum ada informasi pasti mengenai kapan gangguan akan terselesaikan dan pasokan listrik kembali normal.
Masyarakat Jemaja mendesak PLN untuk lebih transparan dan memberikan informasi yang akurat dan terkini agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan utama. Kalau pemadaman ini terus berlarut, tentu pelanggan merasa dirugikan. Kami minta PLN segera memberi kepastian,” tutup Hariyadi.