Indeks

Alami Kenaikan Harga, Komoditi Daging Sapi dan Santan Paling Diburu Warga Jelang Lebaran

Antrian pembeli santan segar mengular di salah satu kios pedagang kawasan Bintan Center, Tanjupinang Timur Ahad (30/03/2025) Pagi.F-RObbin/Radarsatu.com

TANJUNGPINANG, Radarsatu.com – Warga Masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya yang bersiap menyambut datangnya hari kemenangan Idul Fitri 1446H sejak Ahad (30/03) Dinihari terlihat memadati Pasar Tradisional Bestari Bintan Center.

Pantauan Tim Redaksi Radarsatu.com di lokasi pasar tersebut blok kios atau lapak pasar basah maupun kering dipadati oleh pengunjung. Namun yang mencolok terpantau pada lapak basah yang menjual aneka lauk pauk adalah lapak daging sapi segar.

Thamrin pemilik lapak daging ini mengatakan, untuk mengantisipasi membludaknya pembeli pihaknya telah mulai berkegiatan sejak pukul 22.00 WIB atau abis tarawih.

“Kami sudah mulai menjual daging sejak tadi malam, namun kepadatan pengunjung baru terjadi ba’da Subuh sekitar pukul 06.00 WIB,” ungkapnya.

Terkait kondisi harga daging sapi yang dijualnya, saat ini menurutnya masih normal di harga Rp 170 ribu, tarif tersebut menurutnya baru mengalami kenaikan sekitar enam hari terakhir yang sebelumnya dijual Rp 160 ribu.

Sementara itu itu selain lapak daging yang bakal dibuat masakan rendang, dendeng dan sebagainya, komoditi lainnya yang paling diburu masyarakat yaitu santan kelapa parut.

Santan biasanya dibutuhkan sebagai bahan baku membuat rendang dan opor ayam yang seolah menjadi hidangan wajib saat lebaran tiba.

Ibu Sutris warga batu 12 ini misalnya, dirinya rela antri membeli santan kelapa segar. Jika tak ingin ribet tanpa harus mengantri lama, sebenarnya jenis santan dalam kemasan dapat di peroleh di pasar swalayan.

“Saya lebih suka santan segar, rasanya lebih nikmat dan gurih jika dimasak,” jawabnya.

Sempat mengalami kenaikan 100 persen, santan segar yang normalnya dibanderol Rp 20 ribu/ kg sejak 2 bulan terakhir naik menjadi Rp 40 ribu/ kg. Bahkan sehari menjelang lebaran, santan yang semakin menjadi komoditi primadona ini menembus di angka Rp 45 ribu/ kg nya.

Exit mobile version