Ketua TP PKK Riau Imbau Stop Boros Pangan, Ini Tipsnya

TP PKK Provinsi Riau melakukan sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) dan mengajak masyarakat untuk stop boros pangan. (Foto: ist)

PEKANBARU, radarsatu.com – Sebagai upaya antisipasi kerawanan pangan, TP PKK Provinsi Riau melakukan sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) dan mengajak masyarakat untuk stop boros pangan. Gerakan Selamatkan Pangan ini ingin mengurangi food loss dan food waste yang merupakan langkah penting untuk meningkatkan efisiensi sistem pangan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta memastikan ketersediaan pangan yang lebih baik bagi masyarakat.

Ketua TP PKK Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid menekankan pentingnya gerakan ini dalam menghadapi ancaman krisis pangan global. Ia mengajak masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup hemat pangan guna menyelamatkan pangan ke depan.

“Kami mengajak masyarakat dan semua untuk selalu mengupayakan stop boros pangan, mulai dari diri kita sendiri, dari rumah kita, dan ajak lingkungan sekeliling kita untuk bisa mencegah terjadinya pemborosan pangan,” serunya di Panti Asuhan Al Istiklal Pekanbaru, Senin (24/5/2025) sore.

“Kita harus menjaga agar tidak ada makanan yang terbuang, diharapkan masyarakat dapat mengurangi boros pangan dan berkontribusi dalam mengatasi krisis pangan yang mengancam,” lanjutnya.

Istri Gubernur Riau ini membagikan delapan tips yang dapat dilakukan dalam pencegahan pemborosan pangan, yaitu satu, ambil makanan secukupnya dan habiskan. Dua, bawa pulang makanan (take away), jika tidak dihabiskan karena bisa dikonsumsi lagi di rumah. Tiga, bijak dalam berbelanja pangan. Belilah sesuai dengan kebutuhan yang memang sangat dibutuhkan.

“Empat, atur penyimpanan bahan makanan (gunakan wadah yang baik dan sesuaikan dengan karakteristik pangan). Setelah berbelanja, simpan bahan makanan tersebut dalam kotak sehingga nanti kita bisa tinggal ambil sesuai dengan yang kita mau olah. Hal ini bisa menghemat waktu dan menghindari dari bolak balik belanja yang kadang kita ingin membeli yang lainnya,” jelas Henny Wahid.

Kemudian, yang kelima, biasakan untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa. Konsumsi dahulu makanan yang masa simpannya lebih pendek.

“Kita harus ekstra hati-hati, jangan sampai mengkonsumsi bahan makanan yang tidak layak untuk dikonsumsi lagi,” terang Henny Wahid.

Enam, olah kembali pangan yang berpotensi terbuang menjadi menu yang bervariasi, seperti membuat nasi goreng dari nasi yang tidak habis semalam.

“Lalu, yang ketujuh, manfaatkanlah bagian pangan yang berpotensi terbuang dengan baik. Delapan, donasikan pangan yang berlebihan kepada yang membutuhkan (buka pangan sisa),” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *