Indeks

Heboh Uang Palsu Beredar Lagi di Tanjungpinang, Dijumpai Pedagang Sekitar Masjid

Uang asli (atas) dan uang palsu (bawah). (Foto: Chairuddin)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Warga Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) kembali heboh dengan peredaran uang palsu di pasaran.

Kali ini, uang palsu dengan pecahan Rp100 ribu itu ditemukan oleh pedagang di sekitar Masjid Agung Tanjungpinang. Unggahan perihal yang palsu itu juga beredar di grup Facebook Info Pinang.

“Uang palsu merajalela. Lokasi jalan Masjid Tanjungpinang Kepri. Kedai dekat Masjid Raya,” tulis akun Ratna Yulita.

Selain itu, dalam unggahan tersebut juga tertulis ciri-ciri terduga pelaku dengan modus berbelanja dan menukar uang.

“Cirinya laki-laki perkiraan usia mendekati 60. Brewokan. Astaghfirullah. Semoga bapak yang bayar pakai uang ini segera Allah tegur,” lanjutnya.

“Pertama saya sudah feeling dari tulisan kabur terus saya minta tukar lain dikeluarkan segepok merah semua.Setelah saya kasih kembalian dia bilang mau tukar lagi Bu. Saya jawab Wallahualam. Jika bapak muslim pasti mengerti artinya,” tambah Ratna Yulita.

Saat dijumpai, Ratna menyebut, pria tersebut membawa mobil. Saat itu ia tengah sendirian di kedai. Lantaran takut terjadi sesuatu, Ratna pun diam dan tak berani mempertanyakan lebih lanjut.

“Dia bawa mobil. Pakai baju merah, pakai celana training,” tuturnya, Rabu (12/02).

Kendati demikian, hingga saat ini ia belum membuat laporan ke polisi.

Heboh Beredar Uang Palsu di Tanjungpinang, Seorang Pedagang Merugi

Sebelumnya, hal serupa juga sempat dirasakan oleh pedagang di Jalan Ganet Tanjungpinang. Seorang pedagang gorengan, Lita Nabil mengaku sempat tertipu dengan pembeli yang menggunakan uang palsu pecahan Rp100 Ribu.

Lita mengatakan, kejadian itu terjadi pada Jumat (7/12) kemarin. Ia mengaku baru mengetahui uang palsu itu setelah di rumah dan melihat penghasilan usai berdagang.

“Lagi hitung hasil pendapatan lihat ada uang palsu pecahan Rp100 Ribu,” katanya.

Ia merincikan, adanya uang palsu itu lantaran kecurigaannya pada selembar uang dari tempat hasil penjualan.

Ukuran uang tersebut lebih kecil dari biasanya. Kemudian, ia juga tak menemukan gambar pahlawan maupun logo Bank Indonesia.

“Suami saya yang terawang, tidak ada nampak gambar pahlawan, ternyata memang palsu,” ucapnya.

Exit mobile version