BP3MI Respon Laporan Pemuda Asal Tanjungpinang yang Disekap di Kamboja

Ketua Tim Pelindungan BP3MI Kepri, Darman Sagala. (Foto: Chairuddin)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepulauan Riau (Kepri) menindaklanjuti laporan dari keluarga Agung Hariadi (25).

Agung Hariadi adalah pemuda asal Jalan Senggarang Kota Tanjungpinang yang mengaku disekap dan dijual ke Kamboja.

Ketua Tim Perlindungan BP3MI Kepri, Darman Sagala mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dari keluarga Agung.

“Iya laporan sudah kita terima kemarin hari Selasa,” katanya, Jumat (27/12).

Ia menjelaskan, pihaknya telah berkomunikasi dengan BP3MI Pusat untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

Berdasarkan keterangan keluarga ke BP3MI, kondisi Agung saat ini berhasil kabur dari agensi yang membawanya ke Kamboja.

“Kita sudah laporan ke BP3MI Pusat karena ini harus melalui pemerintah pusat. Nanti ada surat untuk ke KBRI,” ujarnya.

Selain sektor formal, pihaknya juga berupaya berkomunikasi dengan sejumlah pihak di Kamboja untuk membantu Agung.

Menurutnya, laporan serupa memang kerap terjadi di Kepri. Setidaknya terdapat 8 laporan yang sudah berproses hingga kini. Termasuk laporan dari keluarga Agung.

“Beberapa di antaranya sudah pulang,” lanjutnya.

Darman mengimbau agar masyarakat tidak mudah terpedaya dengan iming-iming gaji besar di luar negeri, terutama Kamboja.

Terlebih sebagian besar warga yang dikirim ke sana bekerja di sektor Judi Online (Judol) dan scamming.

“Kamboja bukan negara penempatan kita. Jadi lebih baik mencari saluran resmi dari pemerintah saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Salah seorang pemuda asal Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mengaku dijual dan disekap di Negara Kamboja.

Ia adalah Agung Hariadi (25), pemuda yang beralamat di Jalan Senggarang Kota Tanjungpinang. Videonya mengaku disekap dan meminta pertolongan pun sempat muncul di media sosial.

Ibu Agung, Dessi membenarkan informasi tersebut usai berkomunikasi dengan Agung via seluler. Menurutnya, Agung berangkat dari rumah sejak 9 Desember lalu lantaran mendapat tawaran kerja ke Jakarta. Namun, ia tidak sempat bekerja karena sakit.

“Dia hanya bawa pakaian dan identitas seperti KTP,” kata Dessi, Kamis (26/12).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *