Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi: Pengertian, Ciri, Kelebihan, dan Kekurangan

Kalender Pendidikan Tanjungpinang: Ini Jadwal Libur Sekolah Pasca Ramadan 2024
Ilustrasi pembelajaran siswa SMP di Tanjungpinang. (Foto: Muhammad Chairuddin)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Pembelajaran berdiferensiasi adalah istilah yang kini digaung-gaungkan oleh pemerintah khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Bahkan dalam penyusunan rencana pembelajaran, setiap pendidik wajib memperhitungkan unsur diferensiasi dalam pembelajaran yang akan dijalankan.

Lantas apakah sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi itu? Menurut Tomlinson (2001) pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas agar memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu.

Bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik.

Tujuannya ialah untuk meningkatkan potensi diri peserta didik sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda.

Ciri-ciri

Lalu, apa sajakah ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi? Apa bedanya dengan pembelajaran yang biasa dijalankan pendidik sebelum gagasan ini muncul?

Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat ciri, yaitu:

  1. Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada kompetensi dasar pembelajaran.
  2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran.
  3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan modalitas belajar, dll.
  4. Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru. Pembelajaran berdiferensiasi ini berpusat kepada siswa.

Dari keempat ciri itu, tentu tampak berbeda dengan pembelajaran yang terjadi sebelum gagasan diferensiasi muncul. Perbedaan yang paling jelas ialah dengan menjadikan peserta didik sebagai pusat aktivitas pembelajaran.

Sedangkan pada sebelumnya, pusat pembelajaran lebih berfokus pada pendidik. Misalnya saat menggunakan satu model yakni ceramah. Guru menjadi pusat perhatian, satu-satunya sumber pembelajaran, dan orang yang paling aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikenal dengan pendekatan Teaching Center Learning (TCL).

Sementara pada pembelajaran berdiferensiasi, sebagian besar pembela akan berpusat pada peserta didik. Mulai dari memperhitungkan kebutuhan dan kondisi, hingga menentukan metode yang membuat peserta didik proaktif dalam pembelajaran. Hal ini biasa dikenal dengan pendekatan Student Center Learning (SCL).

Kelebihan

Sama halnya produk atau gagasan lainnya, pembelajaran berdiferensiasi juga memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan. Bak kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak”.

Menurut Suprayogi, (2022) ada beberapa kelebihan dan tantangan dalam menjalankan pembelajaran diferensiasi ini, yaitu:

  1. Memenuhi kebutuhan peserta didik;
  2. Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik;
  3. Meningkatkan motivasi peserta didik.
  4. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah student-centered sehingga pendidik tidak langsung mengajar kepada peserta didik, melainkan peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
  5. Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas.
  6. Peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan.
  7. Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik
  8. Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya yakni kemampuan seseorang mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu
  9. Meningkatkan prestasi peserta didik.
  10. Peserta didik akan mampu mendapatkan prestasi yang baik apabila menerima pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.

Kelemahan

Pembelajaran berdiferensiasi yang diyakini memiliki banyak manfaat bagi perkembangan peserta didik juga sejumlah kelemahan. Kelemahannya inilah yang menjadi tantangan bagi pendidik untuk konsisten menjalankan pembelajaran berdiferensiasi. Berikut merupakan kelemahan tersebut.

  1. Persiapan yang memakan waktu
  2. Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yang banyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya.
  3. Terbatasnya waktu di kelas
  4. Guru harus memiliki management skills yang baik
  5. Berpotensi kurangnya bahan pembelajaran karena pendidik harus mengumpulkan beragam bahan untuk mengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi.
  6. Masih kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *