Indeks

Mengarungi Kearifan Lokal Pulau Bintan: Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya

Mengarungi Kearifan Lokal Pulau Bintan: Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya
Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Tanjungpinang jadi wisata sejarah reliji di pulau Bintan (foto radarsatu.com)

BINTAN, RADARSATU.com – Pulau Bintan, sebuah destinasi yang tidak hanya memikat dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga menyajikan warisan budaya yang kaya dan mendalam bagi para pengunjung yang ingin membenamkan diri dalam pengalaman yang tak terlupakan.

Berikut lima rekomendasi tempat terbaik untuk wisata sejarah dan budaya di Pulau Bintan:

Masjid Raya Sultan Riau: Karya Agung Arsitektur Melayu

Berada di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Masjid Raya Sultan Riau, sebuah penanda keagungan dan keindahan arsitektur Melayu di Pulau Bintan.

Mesjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1803 seiring dengan dibukanya Pulau Penyengat sebagai mas Kawin dan kemudian tempat kediaman Raja Hamidah Engku Putri.

Keunikan mesjid ini adalah konon digunakannya putih telur sebagai campuran bahan bangunan untuk membuat mesjid.

Arsitektur mesjid ini juga unik dan sarat dengan simbol – simbol ajaran agama Islam.

Masjid ini menjadi pusat spiritual dan budaya yang mempesona, memancarkan kekayaan dan keindahan warisan Islam di wilayah tersebut.

Desa Senggarang: Tempat Bertemu Sejarah dan Tradisi

Desa Senggarang, sebuah kampung nelayan yang mempesona di Pulau Bintan. Membawa pengunjung dalam perjalanan melintasi jejak sejarah dan tradisi lokal.Menghidupkan kembali cerita-cerita masa lampau yang penuh warna.

Desa Senggarang, sebuah pemukiman nelayan dengan kombinasi rumah panggung tradisional, kuil kuno, dan kehangatan penduduk lokal.

Desa Senggarang terletak di Kecamatan Tanjungpinang, Kota Tanjungpinang.

Desa ini dipercaya sebagai tempat pemukiman pertama bagi para imigran etnis Tionghoa ke Bintan tepatnya pada abad ke-18.

Mengambil latar budaya Tionghoa di Kepulauan Riau, pengunjung dapat mengunjungi dua landmark terkenal di Senggarang, yaitu kompleks kuil Lau Ya Keng dan struktur menakjubkan dari kuil Banyan Tree yang berusia 200 tahun.

Kampung Panglong: Nafas Sejarah Nelayan Pulau Bintan

Kampung Panglong, sebuah kampung nelayan yang kaya akan sejarah di Pulau Bintan. Memberikan pengalaman yang memikat bagi pengunjung yang ingin menyelami kehidupan dan keberanian suku laut yang tinggal di tepi samudra.

Kampung ini memiliki dapur arang yang unik. Menjadi tempat tinggal bagi suku laut yang dikenal ahli dalam bertahan di lautan, menangkap ikan, serta mampu bertahan hidup di ganasnya samudra.

Secara geografis, Kampung Panglong ini terletak di Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Grotto Santa Maria: Persembahan Ketenangan di Tengah Keindahan Alam

Grotto Santa Maria, sebuah tempat suci bagi umat Katolik di Pulau Bintan. Menjadi tempat untuk mencari ketenangan dan kedamaian dalam pelukan alam yang menakjubkan serta nuansa keagamaan yang kental.

Grotto Santa Maria atau biasa dikenal juga dengan istilah Gua Maria adalah sebuah situs religius umat Katolik yang dikunjungi oleh para peziarah dari seluruh penjuru Indonesia.

Lokasinya terletak di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri. Jarak Grotto Santa Maria hanya 20 menit perjalanan darat dari Pantai Pasir Putih dan Pantai Trikora.

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva: Eksplorasi Kebhinekaan dan Kekayaan Spiritual

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva dijuluki Vihara Patung 1.000 Wajah. Mengundang pengunjung untuk menelusuri keberagaman budaya dan spiritualitas yang mempesona melalui ratusan patung Buddha yang unik.

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, terletak di Tanjung Pinang Timur, Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Memasuki kompleks bangunan, pengunjung akan disambut oleh sebuah patung Buddha setinggi kurang lebih lima meter.

Patung di tempat ini merupakan sumbangan dari jemaat, jadi di setiap bagian patung ada sebuah ukiran nama dari penyumbangnya.

Vihara Sangharama: Patung Penyu jadi Spot Wisatawan

Vihara Sangharama cukup dikenal di kalangan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bintan.

Vihara ini terletak di Sebong Pereh, Pulau Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), hanya menempuh waktu perjalanan sekitar 15 menit dari Tanjung Uban.

Yang terkenal di vihara ini bagi wisatawan adalah Patung Dewa Guan Sheng DiJun dan Patung Penyu.

Patung Dewa Sheng DiJun memiliki tinggi 15 meter . Patung ini adalah patung dewa Guan Shen DiJun terbesar se-Asia Tenggara.

Patung Penyu raksasa justru menjadi keunikan tersendiri dari vihara Sangharama ini.

Patung Penyu berdiri di tepi pantai seberang dari vihara Sangharama, dan berhadapan langsung dengan posisi matahari terbenam.

Konon, penyu raksasa pernah menolong masyarakat setempat. Sehingga sampai saat ini dibuat patung berbentuk penyu sebagai wujud terima kasih umat kepadanya.

Mari menelusuri kearifan lokal yang tak ternilai di Pulau Bintan. Mengikuti jejak sejarah yang kaya dan merasakan kekayaan budaya yang tak terlupakan di antara gemerlap alamnya yang memukau.

Exit mobile version