Indeks

Waspadai Penyakit Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia, Begini Cara Mencegahnya

Ketua Komite Medik RSUD Raja Ahmad Tabib, dr. Muhammad Rizqa. (Foto: istimewa).

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Menyusul adanya laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah terjadi peningkatan kasus undefined pneumonia yang menyerang anak-anak di Tiongkok Utara.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meminta semua jajarannya di seluruh Indonesia untuk siaga.

Hal ini dikarenakan belum diketahui secara pasti penyebab penyakit yang menyerang sistem pernafasan ini. Namun, berdasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen.

Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia (MPP) merupakan salah satu patogen yang menyerang saluran pernapasan sehingga menyebabkan suatu infeksi. Infeksi ini umumnya terjadi pada anak anak kecil dan remaja berusia antara 5 sampai 20 tahun.

Meskipun Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia umumnya dianggap sebagai infeksi yang dapat sembuh sendiri, tetapi terkadang dapat menyebabkan berbagai komplikasi paru dan ekstra paru seperti bronkiolitis obliterans, pneumonia nekrotikans, ensefalitis, artritis, perikarditis, anemia hemolitik, serta dapat berkembang menjadi pneumonia berat yang juga dapat mengancam jiwa.

Visitase dr risko ke rawat inap.

Ketua Komite Medik RSUD Raja Ahmad Tabib, dr. Muhammad Rizqa mengatakan Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia adalah jenis pneumonia yang disebabkan oleh bakteria Mycoplasma pneumoniae yang merupakan organisme mikroskopis yang merupakan jenis bakteria yang tidak memiliki dinding sel.

Ia mengaku jenis pneumonia tidak memiliki dinding sel, Mycoplasma pneumoniae memiliki sifat yang unik dan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah pada manusia.

Gejala yang timbul dari pneumonia, kata Rizqa seperti pada umumnya yaitu demam, batuk, nyeri dada, kesulitan bernapas, dan kelelahan.

“Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia seringkali memiliki gejala yang lebih ringan daripada beberapa jenis pneumonia lainnya. Infeksi ini dapat menyebar dengan mudah melalui percikan liur yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin,” kata Rizqa.

Lanjut Rizqa, diagnosis Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia biasanya dibuat berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes laboratorium darah dan sputum seperti Kultur Mycoplasma, Molekular (PCR), dan Serologi.

Dirinya menyebut pemberian antibiotik untuk mengobati infeksi Mycoplasma Pneumoniae Pneumonia harus sesuai dengan panduan antibiotik yang telah di tetapkan disertai dengan terapi suportif sesuai indikasi.

“Pasien harus banyak minum untuk mencegah dehidrasi dan membantu melunakkan lendir. Istirahat yang cukup dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,” Sebut Rizqa.

Meski hingga kini, belum ada pasien anak-anak yang bergejala di Rumah Sakit Umum Daerah Raja Ahmad Thabib.

Suasana ruang tunggu Poli anak.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kepri itu mengungkapkan untuk mencegah kasus undefined pneumonia dengan cara meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan di Pelabuhan, Bandara, dan lintas batas terhadap orang, alat angkut, dan otoritas imigrasi serta meningkatkan promosi Kesehatan.

Selain itu, upaya mengisolaso pasien selama beberapa hari setelah dimulainya pengobatan dapat membantu mencegah penyebaran infeksi.

Rizqa juga memastikan bahwa anak-anak dan individu yang berisiko tinggi telah menerima imunisasi secara lengkap. Pemberian vaksin pneumonia dan influenza juga dapat dilakukan untuk membantu mencegah beberapa jenis pneumonia, meskipun vaksin ini tidak melindungi secara khusus terhadap Mycoplasma pneumoniae.

“Menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur, memakai masker dan menjaga jarak diharapkan dapat membantu mencegah penyebaran infeksi,” tutup Rizqa mengakhiri.

Penulis: IlhamEditor: Riandi
Exit mobile version