Miris, Perawatan Taman dan Tata Ruang Kota di Kawasan Bintan Centre Tak Terawat

Penampakan pepohonan rimbun di kawasan jantung Kota Tanjungpinang tidak terawat. (Foto: Robbin.S).

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Kawasan Bintan Centre (Bincen) merupakan jantung Kota Tanjungpinang. Namun sangat disayangkan, pusat perbelanjaan masyarakat mengais rupiah saat ini kurang terawat secara maksimal.

Kini perawatan kawasan Bintan Centre sedikit kendor dan tidak seindah dulu lagi. Pepohonan yang sepanjang ruas jalan tumbuh dengan subur sehingga menutupi lampu penerangan jalan.

Dinas terkait belum melakukan pemangkasan guna menganisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Salah seorang warga di Kawasan Bintan Centre bernama Zefri (55) menyebut bahwa seharusnya Pemko Tanjungpinang mentolerir pepohonan yang berada di ruas jalan,  apalagi saat ini musim hujan disertai angin kuat.

“Takutnya pohon besar tumbang atau dahan patah ditiup angin terus menimpa orang yang melintas khusus pengemudi roda dua dan mobil seperti kejadian sebelumnya di Bilangan jalan Wiratno yang menimpa Istri salah seorang pegawai pemko termasuk kejadian tiga bulan lalu di jalan Engku Putri. Bersyukur saat Pohon tumbang dijalan Engku Putri tidak ada yang korban,” ujarnya.

Kadis Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman, Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Tanjungpinang, Juliadi Sinaga melalui Kabid Pertamanan dan Pemakaman, Abdul Farid Diah mengatakan bahwa pihaknya selalu mengupayakan pelayanan yang terbaik untuk warga.

Namun kadang kala program atau jadwal yang sudah tersusun secara sistematis ada saja kendala sehingga tidak dapat melakukan secara maksimal.

“Ada beberapa Item sebagai pengganjal kerjaan itu tidak terlaksana karena keterbatasan mobilitas transpotasi yang tersedia hanya satu mobil saja. Luas Kota Tanjungpinang mencapai 140.000 m2 sedikitnya mobil pengangkutan operasional ada tiga unit supaya tercapai target,” katanya saat dikonfirmasi melalui seluler, Rabu(31/5/2023).

Abdul Farid juga mengatakan kendala lainya adalah keterbatasan anggaran dan personil kerja di lapangan.

“Bagaimana kita bekerja dengan maksimal sementara anggaran dana juga sangat minim sekali. Biasanya setiap kita melakukan pemangkasan pohon besar di lapangan, tenaga kerja minimal delapan orang sudah termasuk tenaga pengawas agar terciptanya suasana aman dan kondusif di lapangan. Perangkat kelompok kerja ini tidak boleh timpang,” katanya.

Abdul Farid menyebut, kawasan Bintan Centre itu di bangun oleh Suryono Sinar Bahagia group yang artinya untuk penataan tata ruang kota dan pertamanan juga bisa bersinergitas demi Kamtibmas.

“Kalau bertepuk sebelah tangan belum lagi diperparah tingkat perekonomian lemah, tentu saja capaian kerjaan sulit itu terealisasi. Intinya harus saling bahu- membahu dengan pihak pengembang Developer CV. Sinar Bahagia,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *