Sepi Pengunjung, Pedagang Mengaku Merugi Terus

Suasana Pasar Tradisional Ramah Batu 7 Tanjungpinang. (Foto: istimewa).

TANJUNGPINANG,RADARSATU.COM – Para pedagang Pasar Ramah Batu 7, mengeluh karena sepi pengunjung.

Bahkan mereka mengaku modal dan biaya ongkos pergi dan pulang ke pasar tidak kembali.

Salah satu pedagang cabai dan bumbu, Sianturi memprediksi, Januari ini banyak yang bakal meninggalkan lapak, seogiyanya naluri manusia itu bertahan hidup.

“Bila kondisinya merugi atau tidak dapat untung, tidak mungkin akan bertahan sampai satu atau dua tahun kedepan,” ujarnya.

Ia mengatakan, dua bulan kondisi begini sadah bingung. Jangankan untung biaya makan dan ongkos saja tidak tertutupi.

“Biaya ojek saya Rp30 ribu sehari. Senilai Rp15 ribu pergi dan begitu juga kembali ke rumah,” katanya.

Bila begini terus, menurutnya tidak ada pedagang yang akan bertahan.

“Tidak mungkin kami kuat bertahan bila modal saja gak balik. Kami berharap ada terobosan dari pemerintah,” harapanya.

Bahkan ia berencana Januari ini pindah. Hanya saja lokasinya belum tahu dimana.

“Saya ini janda, maka menghidupi diri sendiri. Kalau bertahan di sini terus bagaimana kelanjutan hidup saya,” paparnya.

Bila memungkinkan, ia akan mencoba mencari lokasi berdagang.

“Belum tahu pindah kemana, pastinya tidak bisa bertahan lagi,” paparnya.

Baru dua bulan di buka, pantauan di lapangan lokasi di pasar tersebut sepi.

Menurutnya ada pengunjung, namun jumlahnya tak banyak.

Bahkan para pedagang mengaku bisa tak menjual apapun pada waktu tertentu.

Hal senada disampaikan pengunjung lainnya. Mengaku sepi pengunjung dan pembeli kelapaknya.

“Mau bertahan begini hidup keluarga terancam tidak makan. Bingung juga, sudah seharusnya dievaluasi pemerintah bagaimana cara mendatangkan pembeli,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *