Wajah Jalan Merdeka Tanjungpinang Era Proyek Revitalisasi

Pengawas proyek revitalisasi Jalan Merdeka Tanjungpinang, Ady. (Foto: Robbin S/Radarsatu.com).

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Konsep Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Ansar Ahmad untuk membenahi Kota Tanjungpinang sebagai Ibukota Provinsi Kepulauan Riau akan segera terwujud.

Menurut Kadis Kominfo Kepri Hasan, penegasan ini jauh sebelum pengesahan APBD murni tahun 2022 merupakan harga mati dan tidak dapat ditawar dengan alasan bahwa Tanjungpinang adalah sebagai Ibukota Provinsi Kepri.

“Icon maupun performance nya harus jelas dalam bentuk pembuktian jati diri dan kualitas. Ada beberapa proyek untuk pembenahan kawasan Kota Tanjungpinang Rp 300 miliar,” kata Hasan beberapa waktu lalu.

Hasan menjelaskan, beberapa proyek pembenahan tersebut diantaranya, Pembangunan integrasi Pelantar Satu dan Pelantar Dua, Proyek revitalisasi seputaran Jalan Merdeka.

Pembangunan Fly Over (Jembatan layang), Bagunan Gedung Dekranasda Kepri, pembangunan Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri serta proyek revitalisasi penataan ulang jalan Bandara Raja Ali Fisabilillah(RHF).

“Kini Jalan Merdeka Tanjungpinang yang bertetangga dengan Gedung Daerah Provinsi Kepulauan Riau ini, wajah baru mulai nampak dari perbaikan jalan trotoar, lampu hias dan pembuatan Gafura berdekatan dengan masuk Jalan Pos Tanjungpinang,” jelasnya.

Perlu diketahui, proyek revitalisasi tanggal kontrak 14 April 2022 waktu Pelaksanaan 210 hari kalender sudah dimulai sejak empat bulan lalu oleh kontraktor pelaksana CV. Megah Alam Bintan dan nilai kontrak Rp 9.694.828.072.58 sumber dana APBD murni tahun 2022. Paket pekerjaan penataan kawasan Kota lama Tanjungpinang.

Dari informasi yang diperoleh radarsatu.com di lapangan, pekerjaan Gapura Jalan Merdeka sudah sempat terpasang namun entah apa masalah, bangunan pembuatan Gapura tersebut dibongkar ulang oleh pekerja bangunan atas perintah pengawas lapangan.

Salah seorang pengawas konsultan bernama Udin saat ditemui radarsatu.com dilapangan tidak dapat menjawab dengan alasan tidak tahu menahu soal pembongkaran gapura itu.

“Saya ini hanya pengawas sama sekali tidak paham tentang pertanyaan kamu, dan kalau pekerja yang bertanggung dilapangan, silahkan saja tanya pengawas disini,” ujarnya.

Sementara itu, Ady selaku pengawas lapangan lainnya mengatakan, pembongkaran gapura yang sudah sempat dikerjakan itu dikarenakan terkait kualitas dan ketahanan.

“Setelah dikaji ulang agar lebih terjamin ketahananya, kita buat tapak baru lagi sebagai tambahan supaya lebih terjamin apabila Gapura ini sudah berdiri tidak mudah roboh dan jauh lebih terjamin kualitasnya,” katanya.

Menurut Ady, pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada, namun setelah ada arahan maupun masukan tentu menjadi hal pertimbangan demi kenyamanan.

“Pekerjaan proyek dikawasan kota ini sangat beda jauh dengan pekerjaan proyek diluar kota. Kalau di kawasan kota banyak kritikan dari lapisan masyarakat terkadang menjengkelkan juga bang, harap mahklum ajalah yang penting pihak kontraktor tetap melakukan yang terbaik dan tidak mungkin kami macam-macam,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *