Diduga Tak Sesuai Spek, APH Diminta Periksa Kontraktor Proyek Masjid Tanjak Senilai Rp 39 Miliar

Ketua Kepri Government Watch, Yusril Koto. (Foto: istimewa).

BATAM, RADARSATU.COM – Ketua Kepri Government Watch, Yusril Koto meminta Aparat Penegak Hukum (APH) memeriksa Kontraktor proyek pembangunan Masjid Tanwirun Naja atau Masjid Tanjak Batam yang diduga dikerjakan tidak sesuai spesifikasi.

Pasalnya, plafon masjid itu runtuh pada Kamis (8/9/2022) pagi, padahal belum genap 3 bulan diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto, pada Jumat, 24 Juni 2022 lalu.

Diketahui, proyek pembangunan itu dikerjakan oleh perusahaan kontraktor PT Nenci Citra Pratama (NCP) beralamat Jalan Utan Kayu Raya No 63 Kelurahan Utan Kayu Utara, Kecamatan Matraman Jakarta Timur.

Tak khayal, Yusril Koto meminta aparat penegak hukum menyegel masjid itu untuk keperluan pemeriksaan.

“Kejaksaan atau polda diminta segel masjid itu, cari tau dulu sebabnya, kalau karena curah hujan tinggi, plafonnya kan di dalam ga akan kena, kalau atapnya bocor berarti ada dugaan tidak sesuai spesifikasi, barangnya SNI tidak atau pengerjaannya sesuai tidak,” tegasnya.

Yusril Koto menduga Proyek bernilai Rp39.937.665.520 dengan sumber pembiayaan dari BLU BP Batam tahun 2020, 2021, 2022 sarat akan KKN.

“Kepala BP Batam jangan lindungi Kontraktor PT NCP, ini diduga pengerjaan pembangunan masjid Tanjak Bandara Hang Nadim senilai 39 miliar tidak beres,” kata Yusril.

Yusril juga menyayangkan bahwa curah hujan tinggi menjadi kambing hitam runtuhnya plafon Masjid.

“Curah hujan tinggi langsung menimpah tidak juga membuat tenda lapak Welcome To Batam (WTB) rubuh. Biasanya atap bocor membuat rembesan air hingga plafon runtuh, jika demikian ini ada yg nggak sesuai pengerjaan pembangunan Masjid Tanjak itu,” ujarnya.

Diketahui dari salah seorang arsitek di Batam yang tidak ingin disebutkan namanya menilai potensi curah hujan yang tinggi dan atap bocor bisa menjadi sebab runtuhnya plafon masjid.

“Kurang tau karena gak ikut serta juga pembangunannya, mungkin karena ada kebocoran atap jadi lembab, gypsum kalau kena air kan jadi berat,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *