Peringati Hari Puisi, Seniman Tanjungpinang Ajak Patungan Bangun Pusat Kebudayaan

Puluhan seniman yang ada di Kota Tanjungpinang merayakan Hari Puisi Indonesia (HPI) 2022. (Foto: Istimewa).

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Puluhan seniman yang ada di Kota Tanjungpinang merayakan Hari Puisi Indonesia (HPI) 2022 yang dilaksanakan di Kafe DAY Headquarters di Bilangan Tepi Laut, Selasa (26/7/2022).

Ada sekitar 50 pujangga atau penyair dari ragam latar belakang berkumpul di kafe itu untuk menampilkan karya mereka. Tak hanya penyair, masyarakat umum juga diajak untuk memeriahkan HPI tersebut.

“Puisi bukan hanya milik penyair, tapi juga semua masyarakat tanpa terkecuali. Itu mengapa kami mengajak siapa saja yang mau membaca puisi untuk hadir di sini,” kata Husnizar Hood, seniman yang menginisiasi panggung pembacaan puisi.

Dalam acara tersebut juga tampak dihadiri Kepala Kejaksaan Negeri Tanjungpinang, Joko Yuhono, Kepala Bapelitbang Tanjungpinang, Suryadi, juga ada Bobby Jayanto, anggota DPRD Provinsi Kepri, dan Mimi Betty, anggota DPRD Tanjungpinang.

Husnizar Hood mengatakan, perayaan HPI tahun ini menjadi lebih spesial karena bersempena dengan 100 tahun Chairil Anwar, (penyair angkatan ’45) yang menjadi tonggak penting perpuisian Indonesia.

“Dari petang hingga malam, puisi-puisi Chairil itu dibacakan. Mulai dari anak-anak, remaja, penyair, penari, penyanyi, akademisi, politisi, hingga pejabat pemerintahan,” katanya.

Menurut Husnizar Hood, kemeriahan dalam acara tersebut bukan karena kehadiran para pejabat yang menjadikan panggung pembacaan puisi kian menarik.

Namun, gerakan yang disuarakan dari atas panggung. Mereka, para seniman mengajak siapapun yang hadir dalam acara tersebut “Patungan” untuk pembangunan Pusat Kebudayaan Kepulauan Riau.

“Tentu takkanlah sampai terkumpul Rp. 30 miliar seperti pembangunan gedung yang itu. Tapi, setidaknya kita menyuarakan bahwa Kepulauan Riau harus memiliki pusat kebudayaan yang di dalamnya terdapat gedung kesenian,” kata Fatih Muftih, pembawa acara malam itu.

Hal yang sama ditekankan Husnizar Hood bahwa Provinsi Kepri dan segenap potensi kebudayaannya, perlubmemiliki sebuah area khusus semisal gedung kesenian untuk membangun ekosistem kesenian yang lebih baik lagi.

“Seperti TIM di Jakarta atau Bandar Serai di Pekanbaru. Kepri juga harus punya, apalagi terkandung kata ‘berbudaya’ dalam visi gubernurnya,” tambahnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *