Indeks

Eratkan Silahturahmi, RBB Tanjungpinang Gelar Turnamen Futsal

Walikota Tanjungpinang, Rahman sedangkan menendang bola ke gawang. (Foto: Istimewa)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Walikota Tanjungpinang, Rahma membuka Turnamen Futsal RBB Cup I Tanjungpinang, Sabtu (16/7/2022).

Kegiatan futsal ini digelar di Lapangan Wong Solo di Jalan Engku Putri, oleh Paguyuban Rumpun Batak Bersatu (RBB) Tanjungpinang, dengan tujuan mempererat tali silaturahmi.

Pembukaan ditandai dengan tendangan pertama Walikota Rahma, didampingi, Ketua Umum Rumpun Batak Bersatu (RBB) Kota Tanjungpinang, Antoni Simatupang dan Ketua Panitia Turnamen Belsasar Simanjuntak.

Menurut Antoni Simatupang, dalam adat Batak yang berperan adalah mereka-mereka yang sudah berumah tangga. Biasanya masih lajang terutama anak-anak tidak dilibatkan dalam adat.

Kali ini, kegiatan yang digelar RBB merupakan menyatuan lintas umur, baik tua maupun muda bisa mengikuti turnamen tersebut.

“Ini gabungan semua kalangan. Kita harapkan ada satu kebersamaan. Kita makin kompak,” ujarnya.

Antoni menjelaskan, banyak manfaat dalam turnamen ini. Selain untuk pembinaan generasi muda, juga menyehatkan tubuh. Karena olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan agar tubuh tetap prima dan sehat.

“Satu lagi, turnamen ini sekaligus ajang silaturahmi kita. Di sinilah kita bisa saling mengenal antara Parsahutaon (kumpulan) yang satu dengan Parsahutaon lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Walikota Tanjungpinang, Rahma sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Apalagi selama dua tahun pandemi COVID-19, pertemuan masyarakat dibatasi dan nyaris tidak kegiatan seperti ini.

Menurutnya, setelah pandemi mulai melandai, RBB mengadakan turnamen futsal dan ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi juga mempererat hubungan sesama rumpun Batak di Tanjungpinang.

Ia pun meyakini lomba tersebut akan berjalan dengan baik. Apalagi diawasi wasit yang sudah berlisensi.

“Jangan khawatir ya oppung-oppung (nenek-nenek), panitia mendatangkan wasit yang berlisensi. Wasit yang sudah bersertifikat. Tentu hasilnya akan adil. Horas,” katanya.

Ia menuturkan, mewakili pemerintah, mengapresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan ini. Serta mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah mengudang dirinya hadir.

Turnamen ini menjadi tempat berkumpul kembali. Meski pun harus diakui, pandemi memang belum berakhir dan kini sudah menyebar varian baru COVID-19.

“Kita harus bersama-sama menjaga diri agar tidak terserang. Melalui vaksinasi. Saya mengajak masyarakat mengikuti vaksin lanjutan,” katanya.

Rahma juga mengajak seluruh warga Batak yang ada di Tanjungpinang agar sama-sama membangun kota ini. Menurutnya, kebersamaan, kekompakan merupakan salah satu wujud ikut serta membangun kota ini seperti yang ditunjukkan rumpun Batak selama ini.

“Cocoknya nama lokasi Futsal tersebut diganti menjadi Lapangan Futsal Sinaga karena pemiliknya keluarga Tepindo Sinaga. Saya pun kaget, itu yang punya orang Solo ya, makanya Wong Solo, bukan kata staf saya. Punya Marga Sinaga, kok bisa. Rupanya yang jualan di depan Wong Solo, jadinya bernama Wong Solo. Ini kesempatan yang baik, namanya bisa diganti,” kata Rahma.

Antoni juga mengingatkan, kepada kalangan yang sudah berumur, agar jangan memaksakan diri. Dan yang terpenting, jadikan ajang ini untuk olahraga santai. Jangan sampai mencelakai diri sendiri karena faktor stamina.

Antoni juga sempat menyampaikan bahwa RBB ini menaungi 5 Puak Batak yakni, Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak Dairi dan Batak Tapsel.

“Hadir juga saat ini para ketua Puak. Penasehat dan juga beberapa ketua Parsahutaon. Terimakasih telah menyediakan waktu untuk hadir,” ujarnya.

Pensiunan ASN ini menambahkan, saat ini ada 29 Parsahutaon warga Batak di Tanjungpinang. Jumlah masyarakat Batak di Tanjungpinang terus bertambah dan memiliki potensi yang besar ikut serta dalam membangun kota ini bersama pemerintah dan paguyuban lainnya.

Ia pun menuturkan melalui RBB, menjadi rumah bagi berbagai pihak Batak yang terdiri dari berbagai agama.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepri M Ikhsan meminta, peserta menjujung sportivitas. Salah satun terpenting dalam olahraga ini adalah dengan diturunkannya wasit yang berlisensi.

“Jika wasitnya sudah berlisensi, maka mereka akan adil. Inilah yang dibutuhkan semua pemain,” ucapnya.

Selama pandemi hampir semua cabang olahraga ditiadakan agar tidak mengumpulkan warga termasuk futsal. Kini, pandemi sudah menurun dan momen ini langsung dimanfaatkan RBB.

“Saya kira, RBB lah yang pertama mengadakan turnamen futsal seperti ini pasca melandainya pandemi. Ini patut kita apresiasi,” ucapnya lagi.

Ikhsan juga meminta semua pemain agar menjungjung tinggi sportivitas selama pertandingan berlangsung. Ciptakan pertandingan yang adil dan menyenangkan.

“Senggol-senggol sedikit tak apalah. Tapi jangan main kasar. Apalagi kita semua masih satu rumpun dan ini merupakan pertandingan persahabatan juga,” pesannya.

Pada kesempatan itu, kata Ikhsan, Gubernur Kepri H Ansar Ahmad harus menyampaikan permohonan maafnya.

Awalnya, berencana akan datang namun karena Wakil Menteri Pertanahan berkunjung ke Kepri, akhirnya Ansar tidak bisa hadir.

Sebelum menutup sambutannya, M Ikhsan mengaku bangga dengan semangat paguyuban Batak yang sudah rindu dengan olahraga tersebut. “Ini sudah dinanti-nantikan banyak orang,” tuturnya.

Bersasar Simanjuntak, Ketua Panitia Turnamen dalam laporannya mengatakan, pertandingan berlangsung selama empat hari.

Mulai, Sabtu (16/7), Minggu (17/7) dan Sabtu (23/7) hingga penutupan Minggu (24/7/2022).

“Kegiatan ini kita selenggarakan selama empat hari yakni Sabtu dan Minggu. Adapun biayanya murni dari kas RBB,” jelasnya.

Adapun jumlah tim yang ikut yakni 11. Harusnya jika semua ikut, maka jumlah tim 29. Namun, 18 parsahutaon tidak mengikuti turnamen tersebut.

Adapun hadiah yang disiapkan panitia yakni, Juara 1: Rp2 juta. Juara 2 Rp1,5 juta. Juara 3 Rp1 juta. Juara Harapan 1 Rp500 ribu. Top scrorer (top skor) Rp250 ribu dan Best player (pemain terbaik) Rp250 ribu.

Tim ini merupakan utusan dari Serikat Tolong Menolong (STM) atau Parsahutaon masyarakat Batak yang ada di Kota Tanjungpinang.

Sebelumnya, salah satu ketua Parsahutaon mengatakan, pihaknya tidak mengikuti turnamen tersebut lantaran terbentur biaya. Sebab, mereka harus latihan, membeli kostum, sepatu, air minum, dan lainnya.

Sekedar informasi Parsahutaon (Satu kampung) adalah kumpulan warga Batak yang tempat tinggalnya saling berdekatan. Dibentuklah satu wadah dan diberi nama.

Misalnya, Parsahutaon Marsihaholongan Bintan Center. Warga Batak yang tinggalnya di sekitar Bintancenter sekitarnya mengadakan satu wadah/perkumpulan yang disebut Parsahutaon Marsihaholongan Bintancenter.

Sehingga ada 29 Parsahutaon warga Batak di Tanjungpinang dengan nama yang berbeda-beda. Ada juga Parsahutaon Martabe, salah satu yang sudah sangat lama berdiri di kota ini.

Hadir juga saat itu sejumlah tokoh Batak yang menjabat di berbagai instansi pemerintahan di Tanjungpinang seperti, Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Kepri Mangara Simarmata.

Kasrem 033 WP/Kepri, Kol Infantri Tagor Rio Pasaribu SE, Kapolres Tanjungpinang diwakili Kasat Reskrim AKP Awal Harahap, dan Ipda Wira Pratama, Hadir juga Kadispora Tanjungpinang, Efendi.

Kemudian hadir juga masyarakat Batak dari berbagai Parsahutaon baik itu official tim, keluarga dan pendukung. (*)

Exit mobile version