Mengenal Sosok Muhammad Fathurrochman, Perawat Yang Bertugas di Pedalaman

Muhammad Fathurrochman melakukan cek suhu kepada Bupati Kepulauan Anambas beberapa waktu lalu. (Foto: Gunawan).

ANAMBAS, RADARSATU.COM – Inilah sosok Muhammad Fathurrochman anak dari Janadi (Alm) dan Rita Rianawati  memilih karirnya berprofesi sebagai perawat.

Pria yang akrab disapa Fathur ini telah menuntaskan pendidikan D3 nya di Kampus Poltekes Kemenkes Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) pada tahun 2020 lalu.

Meski D3 Keperawatan, Fathur sangat bersyukur dan semangat untuk memulai karirnya. Ia pun diketahui telah lulus mengikuti seleksi CPNS tahun 2021 yang dibuka oleh Pemkab Kepulauan Anambas.

Fathur memulai karirnya bekerja di Apotek selama 6 bulan sembari mengirimkan lamaran pekerjaan di Pemkab Anambas. Dari lamaran yang dikirimkan, Fathur pun diterima oleh BKPSDM dan ditugaskan di Puskemas Tarempa selama 4 bulan.

Selanjutnya, terjun lagi ke Puskemas Kecamatan Siantan Selatan selama satu bulan. Dan kemudian Fathur kembali ditugaskan oleh Dinas Kesehatan di Pustu Desa Telaga Kecil selama 10 bulan hingga saat ini.

Desa Telaga Kecil, Kecamatan Siantan Selatan, Kabupaten Kepulauam Anambas ini merupakan desa terpencil (pedalaman) yang berpenduduk sebanyak 70 lebih Kepala Keluarga.

Pria kelahiran Medan, Sumatera Utara (Sumut) pada 5 April 1998  ini memiliki keluarga di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, termasuk kedua orang tuanya.

“Orang tua saya lahir di Tarempa, keluarga saya juga banyak di Tarempa. Saya juga pernah  bersekolah di MTs Fatahillah Tarempa dan SMAN1 Siantan dulunya,” kata Fathur, Jumat (18/3/2022) kepada radarsatu.com saat ditemui dikediamannya.

Fathur menjelaskan, ia memilih profesi dibidang kesehatan karena memiliki pengalaman pahit terhadap ayahnya yang dulunya mengalami sakit hingga tutup usia. Oleh karena itu, ia bertekat ingin melangkah mengambil jurusan kuliah di Bidang Kesehatan.

“Mengapa memilih profesi ini, dulu saat ayah saya sakit kami kebingungan karena tidak tahu tentang kesehatan, akhirnya saya mencoba melangkah kuliah mengambil jurusan perawat. Kalau diceritakan sedih, tapi ini berkat usaha dan doa dari Almarhum serta dorongan ibu sehingga saya sampai hari ini jadi seorang perawat,” jelasnya.

Menurutnya, perawat telah mengajarkan arti sebuah ketulusan, ketulusan merawat seseorang yang bukan siapa-siapa dan tidak dikenal dengan segala macam kejadian tidak terduga. Perawat berusaha ikhlas dan tulus merawat pasien dan berharap mereka dapat sehat dan berkumpul bersama keluarga mereka kembali.

Sampai saat ini ia berdinas di Desa Telaga Kecil, Kecamatan Siantan Selatan. Pahit manis selama 10 bulan selama bekerja banyak yang dirasakan. Namun ia yakin bahwa hasil pengabdiannya tidak akan sia-sia.

“Profesi sebagai perawat, kita akan merasakan pentingnya rasa bersyukur setiap hari. Bersyukur atas nikmat kesehatan yang diberikan oleh Tuhan. perawat banyak melihat pasien yang harus berjuang untuk sehat atau bahkan berjuang untuk tetap hidup, setiap hari mereka melihat betapa mahalnya kehidupan dan betapa mahalnya kesehatan dengan taruhan nyawa melalui usaha dan do’a serta takdir dari Tuhan yang Maha Esa,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *