Ustadz Hajarullah Aswad Minta Ansar dan Marlin Kompak Majukan Ekonomi Kepri

Ustadz Hajarullah Aswad

TANJUNGPINANG,RADARSATU.com – Satu tahun sudah Ansar Ahmad dan Marlin Agustina dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri.

Sumpah jabatan telah diucapkan bahkan berjanji untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan memoles agar Kepri bertumbuh subur di berbagai sektor pembangunan melalui peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Keduanya juga berjanji untuk memajukan sektor pariwisata, pendidikan, dan kesehatan, bahkan paling mendasar untuk menciptakan pemerintahan yang bersih bebas dari praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

Kendati demikian, hasil survei masih menunjukkan PR besar yang harus dibenahi terutama birokrasi pemerintahan yang solid dan akuntable.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Tanjungpinang yang cukup vokal, Ustadz Hajarullah Aswad, Gubernur Ansar Ahmad harus berjiwa besar dan lapang dada memperbaiki gejolak yang muncul ke permukaan.

Baginya, sangat tidak elok Gubernur dan Wakil Gubernur berseberangan karena kontrak politik.

“Apa tidak diketawain orang kalau Ansar dan Marlin tidak kompak. Seharusnya mereka sebagai nakhoda kapal tak perlu menunjukkan sikap yang kurang terpuji karena kekuasaan, keangkuhan, dan ego sentris,” katanya, Jumat (18/2/2022).

Dikhawatirkan, jika keegoisan keduanya bertahan akan membawa preseden buruk bagi masyarakat Kepri.

Hajarullah pun menghimbau agar Ansar dan Marlin menyikapi gejolak dengan hati nurani yang tulus, jangan karena nilai setitik rusak susu sebelanga, apa kata warga kalau keharmonisan itu belum tercipta antara Ansar dan Marlin?.

Sebagai Gubernur, Ansar harus mampu mengayomi dan di baris terdepan sebagai teladan tak boleh sombong. Jangan selalu memanfaatkan kesempatan sementara banyak orang menderita.

“Tolong dihilangkan politik kayu andang. Saat kita butuh kayu andang untuk membangun lalu dicari dan setelah bangunan berdiri kokoh kayu andang dicabut dicampak begitu saja,” ujarnya.

Masih segar dalam ingatan ketika Ansar menjabat Bupati Bintan tahun 2005 berpasangan dengan Wakil Bupati Mastur Taher.

Awalnya Ansar sangat membutuhkan kerja sama Mastur kemudian Ansar sudah berdiri kokoh dan mapan lalu Mastur dicampak begitu saja.

Berangkat dari kisah nyata ini, efek jera tampaknya belum ada bahkan terulang lagi kedua kalinya saat Ansar menjabat Gubernur Kepri.

Selain itu, Ketua DPRD Provinsi Kepri, Jumaga Nadeak diminta punya andil untuk menyelesaikan masalah ini dengan duduk satu meja berembuk mencari solusi terbaik.

Apa tidak diketawain orang selama Marlin dilantik menjadi Wagub masih bisa dihitung dengan jari berapa kali ia masuk kantor. Tentu ini mengundang pertanyaan apa sebab musababnya, karena tak mungkin ada asap kalau tidak ada api.

Lalu apakah polemik kontrak politik ini dibiarkan berkepanjangan tanpa ada action dari pihak yang masih memiliki kewenangan? Kesannya sampai saat ini, indikasi proses pembiaran sangat tampak.

“Saya minta kepada Ketua Umum masing- masing Parpol pengusung harus ikut andil dalam upaya menuntaskan ini, tidak terkecuali Kemendagri, Tito Karnavian,” tambahnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *