Opini  

Makna Dibalik Puisi ‘Kangen’ Karya W.S Rendra

Oleh :
Mutiara Achir Aritonang
Jurusan : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 2019

Kangen

Kau takkan mengerti bagaimana kesepianku

Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.

Kau takkan mengerti segala lukaku

Karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku

Apabila aku dalam kangen dan sepi.

Itulah berarti

Aku tungku tanpa api.

Penyair yang mendapat julukan “Si Burung Merak” ini memiliki nama lengkap Willibrordus Suhendra Broto. Setelah masuk Islam, ia menyederhanakan namanya menjadi Rendra. Rendra dilahirkan di Solo pada tnggal 7 November 1935 dan menutup usia ditanggal 7 Agustus 2009.

Rendra dikenal sebagai penyair yang terbaik dalam tahun 60-an, seorang penyair kenamaan yang dimiliki Indonesia. Kumpulan sajak yang ditulis Rendra, antara lain Ballada Orang-Orang Tercinta (1957), Blues Untuk Bonnie (1971), dan Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972).

Rendra dikenal sebagai penyair yang paling kaya dan sangat produktif dalam menciptakan dan memanfaatkan metafora-metafora untuk mendukung citraan dramatik dan visual dalam sajak-sajaknya. Ia sangat lihai dalam mempergunakan perangkat kata, metafora-metafora yang orsional, dan selalu terasa baru.

Rendra dalam puisinya yang berjudul “ Kangen” ini menggambarkan kesedihan dan kesepiannya yang mendalam. Dalam puisi ini, penyair memposisikan dirinya sebagai tokoh dalam puisi tersebut. Hal ini dapat terlihat dari sudut pandang akuan yang ditulis oleh si penyair.

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.

Ingin mengungkapkan bahwa seseorang yang rindukannya tak akan mengerti betapa kesepian hidupnya walau ia bebas (lajang). Kemerdekaan yang dimaksud adalah sebuah kebebasan individu dan hidup seseorang yang berada dalam kesendirian tanpa cinta.

Kau takkan mengerti segala lukaku

Karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

Mengungkapkan betapa seseorang yang merasa sakit tanpa alasan karena mencintai “Kau”.

Membayangkan wajahmu adalah siksa

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Menahan rindu adalah hal yang menyakitkan bahkan ketika mengenangnya. Serta perasaan sepi yang menyiksa seseorang, seperti orang yang mengalami cacat fisik yaitu lumpuh ketika orang lumpuh merasa takut, dan harus tetap menghadapinya.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku

Apabila aku dalam kangen dan sepi.

Menggambarkan orang yang dirindukannya sudah menguasai jiwa dan pikirannya, sehingga susah untuk dilupakan dan merasakan kesepian yang jauh lebih mendalam.

Itulah berarti

Aku tungku tanpa api.

Menggambarkan seseorang yang merasa kesepian karena merindukan seseorang, ia merasa tidak berguna, karena hanya bias merindukan tanpa bisa bertemu langsung dengannya.

Dari puisi “Kangen” dapat diambil pelajaran, Jika kita mencintain seseorang ada baiknya cinta itu jangan terlalu berlebihan hingga dapat menyakitkan diri sendiri, serta kita harus merelakan seseorang yang kita cintai karena keadaan yang tidak dapat mempersatukan, seperti beda keyakinan dan tidak direstui orang tua. Jangan sampai kita terjerat dalam kebinasaan dan bodoh dalam hal cinta. Walaupun seseorang itu adalah suatu hal yang berarti dalam hidup kita. Namun, kita tetap harus merelakannya demi kebahagiaan hidup masing-masing. Karena semua itu merupakan takdir Tuhan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *