JAKARTA. – –Turun berok atau istilah medisnya adalah hernia tidak boleh disepelekan. Pasalnya, kondisi tersebut menandakan organ dalam tubuh tidak berada pada posisi yang seharusnya. Lewat artikel ini, mari kenali beberapa fakta dan bahaya turun berok.
Hernia adalah kondisi usus atau jaringan lemak yang menusuk dinding perut bagian bawah. Keadaan tersebut akhirnya menciptakan tonjolan, baik di area inguinal, pangkal paha, maupun skrotum pada pria.
Penyakit ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mengingat adanya organ yang tidak berada pada posisi yang semestinya, bila tidak ditangani dengan tepat akibatnya bisa fatal.
Meski sebenarnya juga bisa dialami wanita dan anak-anak, tetapi secara umum, hernia lebih sering dialami pria dewasa akibat penuaan atau ketegangan yang berlebihan dalam jangka waktu lama. Beberapa kondisi medis juga bisa menyebabkan hernia, misalnya diabetes dan penyakit sistemik seperti lupus.
Meski bisa terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi turun berok paling sering dialami di dekat area selangkangan, baik salah satu maupun kedua sisi.
Jenis-jenis hernia
Hernia dikategorikan dalam beberapa jenis, yaitu:
- Hernia inguinal, yang lebih banyak dialami pria akibat perbedaan perkembangan bayi laki-laki di dalam rahim.
- Hernia femoral, yaitu apabila sebagian usus menonjol di bagian atas. Jenis ini lebih sering terjadi pada wanita.
- Hernia umbilikal, yang paling umum terjadi pada kelompok usia anak-anak.
- Hernia hiatus, yang menyebabkan bagian atas perut naik ke atas bagian dada.
Faktor risiko dan gejala turun berok
Beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan turun berok antara lain:
- Kelahiran prematur
- Sudah pernah mengalami turun berok sebelumnya
- Obesitas
- Sembelit kronis
- Batuk kronis
- Kehamilan
Gejala yang muncul meliputi:
- Munculnya tonjolan kecil di sisi pangkal paha yang mungkin hilang saat berbaring
- Pada pria, skrotum bisa tampak membesar jika hernia masuk ke dalam kantung skrotum
- Terasa adanya tekanan di pangkal paha
- Rasa sakit yang cukup tajam, sensasi terbakar, dan intensitasnya meningkat saat melakukan aktivitas berat di area tonjolan tersebut
- Muncul risiko bagian usus terperangkap di dinding perut, yang berpotensi hilangnya aliran darah ke usus
- Diikuti demam dan peningkatan denyut jantung
Apabila Anda merasakan gejala-gejala di atas, khususnya jika terdapat faktor risiko, sebaiknya periksakan diri ke dokter bedah umum untuk mendapatkan diagnosis.
Diagnosis, bahaya, dan penanganan turun berok
Satu hal yang mesti diingat, jangan memijat benjolan hernia sembarangan. Pasalnya, kalau hernia sudah parah, memaksakan untuk memijatnya malah bisa menyebabkan pembengkakan, bahkan melukai isi hernia. Bila sudah membengkak, maka akan sulit dimasukkan kembali ke rongga perut. Selain itu, pembengkakan juga bisa menimbulkan risiko infeksi. Kalau sudah begini, dinding usus bisa jebol.
Dalam kasus yang ringan, untuk sementara dokter dapat mendorong hernia kembali ke tempat semula dengan tekanan yang cukup lembut. Namun pada beberapa kasus lainnya, ada kemungkinan dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dengan menggunakan rontgen, CT scan, atau USG. Pemeriksaan tersebut dibutuhkan untuk memastikan apakah benjolan tersebut merupakan hernia sekaligus menyingkirkan potensi berbahaya lainnya.
Turun berok dapat memburuk saat aliran darah ke bagian usus yang melewati dinding dasar perut terputus. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kematian jaringan. Bila kondisi turun berok cukup berbahaya dan memerlukan tindakan pembedahan, ada dua jenis operasi yang bisa dilakukan.
Operasi pertama adalah operasi terbuka dengan metode penyayatan bagian perut untuk mendorong kembali usus ke tempat semula. Kemudian, dinding perut akan dijahit sedemikian rupa untuk memperkuat ototnya.
Metode kedua adalah bedah dengan teknik laparoskopi, yaitu melakukan beberapa sayatan kecil dan menggunakan alat khusus untuk mengembalikan posisi usus, sehingga luka operasi tidak terlalu besar.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Operasi laparoskopi misalnya, waktu penyembuhannya cenderung cepat, tetapi potensi hernia untuk kambuh lebih tinggi. Karenanya, diskusikan dua opsi tersebut dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang terbaik.
Mencegah turun berok kambuh
Setelah menjalani operasi, hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan agar hernia tidak kambuh.
- Hindari mengangkat beban yang terlampau berat
- Menjaga berat badan ideal atau turunkan berat badan bila kegemukan atau obesitas
- Hindari merokok
- Makan makanan sehat dengan pola diet yang terukur
Tak hanya untuk orang-orang dengan hernia, langkah-langkah di atas juga bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya turun berok pada orang-orang yang belum pernah mengalaminya.
Itulah jenis-jenis, faktor risiko, gejala, diagnosis, penanganan, beserta bahaya turun berok. Bila terdapat gejala turun berok, baiknya segera periksakan ke dokter. Karena, bisa jadi butuh tindakan operasi untuk mengembalikan usus ke tempat semula dan menutup lubang yang tidak normal. Meski setelah operasi hernia tetap bisa kambuh (baik di lokasi yang sama maupun berbeda), tetapi risiko tersebut bisa diminimalkan dengan melakukan empat langkah pencegahan di atas.(*)
Sumber:Klikdokter