Perpusdes Bikin Warga Desa Makin Kreatif

Tim sinergi dan Stake holder saat rapat kordinasi di hotel aston, kamis (19/9/2019).

TANJUNGPINANG – Pemprov Kepri melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepri merangsang para Kades agar mendirikan Pepustakaan Desa di wilayahnya masing-amsing. Perpustakaan Desa di masa tranformasi berbasis inklusi ini bisa dimanfaatkan warga desa untuk menggali potensi-potensi yang cocok di kelola di desa. Tujuannya, agar masyarakat desa bisa mengerjakan kegiatannya seharo-hari dengan lebih profesional agar hasilnya lebih maksimal.
Menurut Eko Sumbarjadi yang mewakili Gubernur Kepri di pembukaan rapat koordinasi antara Tim Sinergi Kepri dengan stakeholder perpustakaan Dea, Kabupaten dan Kota warga di desa desa di kepri cukup produktif bekerja mencari nafkah. Naik sebagai petani, peternak, nelayan, pedagang dan penghasil kerajinan namun, warga desa belum mengelola rutinitasnya secra profesional. Dengan hadirnya Perpustakaan Desa, setiap warga desa bisa menggali pengetahuan dan berkonsultasi dengan pengurus perpustakaan desa agar penghasilan dari mata pencarian yang dijalani bsia meningkat hingga membuat perekonomian masyarakat desa menjadi semakin baik.
Hal itu ditegaskan Eko Sumbarjadi saat pembukaan rakor di Hotel Aston Tanjungpinang, Kamis (19/9/2019).
Dalam rakor yang berlangsung dua hari itu, pihak perpustakaan ansional dan perpustakaan provinsi banyak menampilkan hasil-hasil yang sudah dicapai warag desa berkat adanya perpustakaan di desa.
Ketua Tim Sinergi Provinsi Kepri Yetriani menyebutkan Pemerintah Provinsi Kepri terus mendorong agar seluruh desa di Kepri memiliki perpustakaan desa hingga bisa difungsikan warga desa untuk menggali berbagai informasi dan tempat mengasah keterampilan.
“Kini setiap Desa mendapatkan Dana Desa (ADD) dari pemerintah pusat. Dalam aturannya penggunaannya bisa dialoaksikan sebagian untuk membagun atau memajukan perpustakaan desa. Selain itu, pemerintah provinsi juga mendorong agar setiap kabupaten membuat Perbup tentang perpustakaan yang didalamnya juga mengatur tentang perpustakaan Desa,” kata Yetriani yang juga Kabid Pengembangan Perpustakaan, Deposit dan Pembudayaan Kegemaran Membaca di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepri.
Menurut Yentriani, di acara itu juga pihaknya mengumpulkan delapan para Kades dan pengelola perpustakaan desa yang dijadikan pilot projek oleh Perpustakaan Nasional. Selain itu, pihak Telkom, sambung Yetriani, juga sudah menyanggupi untuk memperbaiki jaringan di desa-desa. Untuk Desa-desa di Kepri, jaringannya sudah 80 persen masuk. Namun, kadang terkendala jaringannya melemah.
“Kita undang empat desa ini untuk memeparkan kondisi perpustakan mereka dan perencanan kita kedepan. Delapan Desa yang dijadikan percontohan itu ada di Kabupaten Karimun, masing-masing Desa Tebias, Desa Lebuh, Desa Gemuruh dan Desa Pongkar. Sementara empat desa lainnya berada di Kabupaten Bintan masing-masing Desa Sebong Pereh, Desa Mantang Baru, Desa Toapaya, Desa Kuala Sempang,” kata Yentriani yang juga menjabat sebagai Kabid Pengembangan Perpustakaan, Deposit dan Pembudayaan Kegemaran Membaca di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepri.
Kata Yentriani, dari pemaparan program pengelola Perpustakaan Desa yang dijadikan pilot project oleh Perpustakaan Nasional, umumnya perpustakaan desa belum memiliki bagunan perpustakaan dan masih memanfaatkan balai desa.
“Tapi mereka sudah punya program-program yang baik agar minat masyarakat untuk datang terus meningkat. Perpustakaan Desa juga dijadikan tempat belajar mempromosikan ternak, tempat pelatihan berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan produktivitas warga desa,” sebutnya
Bahkan, sambungnya, Perpustakaan Desa di Toapaya, Bintan tahun lalu menjadi perpustakaan Desa terbaik nomor 4 di Indonesia. “Artinya, Kepri sudah memiliki perpustakaan unggulan hingga desa yang ingin studi banding tidak perlu lagi harus keluar daerah,” sebut Yentriani.
Diterangkan Yentriani, Perpustakaan Desa di Toapaya bisa maju karena kepala desa dan warga desa sangat memahami pentingnya perpustakaan tersebut untuk mengedukasi warganya.
“Tahun ini saja, Perpustakaan Desa Toapaya mendapatkan anggaran 200 juta yang dialoaksikan kadesnya dari ADD. Tapi program mereka memang sudah cukup baik dan sudah memiliki gedung sendiri,” sebutnya.
Sebenarnya, sebut Yentri, untuk memajukan perpustakaan, sambungnya perlu komitmen dari kades dan dukungan dari pemerintah daerah.
Di Perustakaan Desa, sebutnya, masyarakat bisa belajar membuat kemasan barang dagangan menjadi menarik, mencari cara mempromosikan hasil pertanian termasuk mempromosikan ternak.
“Contohnya di Perpustakaan Desa yang ada di Kuncur Barat, setelah peternak memanfaatkan promosi melalui layanan Perpustakaan Desa, peternak yang awalnya kesulitan menjual ternak ayam potongnya sebanyak 6 ribu ekor, setelah dipromosikan, ternaknya langsung habis terjual hingag memotivasi peternak lain untuk semakin giat belajar ternak ayam,” terangnya.
Tahun depan, sebutnya, Tim Sinergi akan terus mengembangkan. (*/rls)

Baca Juga :  Bupati Karimun Membuka Musda ke-V LAM Kabupaten Karimun

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *