Hukrim  

Warga Yudowinangun dan Mahasiswa Tuntut Walikota Selesaikan Banjir

Puluhan warga Tudowinangun Kelurahan Tanjungpinang Barat bersama Aliansi Mahasiswa menyatakan sikap menuntut Walikota Tanjungpinang untuk segera tanggap mengatasi permasalahan banjir (foto:beto)
Puluhan warga Yudowinangun Kelurahan Tanjungpinang Barat bersama Aliansi Mahasiswa menyatakan sikap menuntut Walikota Tanjungpinang untuk segera tanggap mengatasi permasalahan banjir (foto:beto)

TANJUNGPINANG,- – Permasalahan banjir di kampung Yudowinangun Kelurahan Tanjungpinang Barat selalu menjadi keresahan bagi warga setempat. Pasalnya setiap kali diguyur hujan beberapa jam, kampung tersebut menjadi genangan air hingga berjam jam.

Akibat tidak adanya penanganan secara tanggap dari pemko Tanjungpinang, permasalahan tersebut pun mendapat atensi dari aliansi mahasiswa Tanjungpinang. 

Sebagai pernyataan sikap, puluhan  warga Yudominangun bersama mahasiswa menggelar aksi gotongroyong, Minggu pagi, (27/1/2018). 

Warga bersama Mahasiswa menuntut Walikota Tangjungpinang untuk segera tanggap mengatasi banjir di kampung tersebut.

 “Kami mendesak Walikota Tanjungpinang, untuk segera menyelesaikan permasalahan banjir di kampung ini dan meminta Walikota menyampaikan progres dalam mengatasi banjir. Apabila dalam waktu 2 minggu permasalahan ini tidak terselesaikan kami akan mendatangi kantor walikota”, ucap Didi dalam pernyataan sikap yang dibacakannya. 

Sementara ketua RW IX Yudowinangun Hj Hasibuan mengatakan, kejadian banjir dikampung Yudowinangun sudah terjadi sejak tahun 2013, “memang tidak setiap hujan, namun ketika hujan lebat kampung kamu selalu menjadi genangan air,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, Drainase di kampung Yudowinangun menjadi alternatif penampungan air dari beberapa drainase yang ada di Tanjungpinang.

“Drainase yang ada di Tanjungpinang saat ini hanya ada 3, yang berpungsi itu di kampung Yudowinangun, sehingga setiap kali hujan turun luapan air mengalir ketempat terendah. Ketika diguyur hujan 2 sampai 3 jam kampung ini langsung tergenang air hingga 1 meter,” jelasnya.

“Akibat banjir ini kami mengalami kerugian, anak tidak bisa pergi sekolah, motor tak bisa berjalan. Belum lagi barang-barang terendam banjir,“sambungnya.  

“Kami tidak menuntut banyak kok, kami hanya meminta pemko memperhatikan kami,” tutupnya.

Adapun jumlah rumah yang selalu menjadi genangan air, RT 1 sebanyak 82 rumah, RT II sebanyak 52, RT V sebanyak 52 rumah 

(Bet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *