Sri Wahyuni Latih Warga Suku Laut Kembangkan Wirausaha

Sosialisasi wirausaha kepada warga suku laut yang disampaikan oleh Dosen Sosiologi Umrah, Sri Wahyuni, M.Si (F.ist)
Sosialisasi wirausaha kepada warga suku laut yang disampaikan oleh Dosen Sosiologi Umrah, Sri Wahyuni, M.Si (F.ist)

TANJUNGPINANG,- -Kondisi sosial atas keberadaan masyarakat suku laut yang cenderung berada pada garis kemiskinan dan ketertinggalan mendapat perhatian dari Program Studi Sosiologi Fisip Umrah. 

Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang dirasakan warga suku laut tidaklah mudah, karena kemiskinan yang dialami telah berlansung cukup lama. Hal tersebut disebabkan keterbatasan pendidikan, keterampilan dan sarana usaha serta modal usaha.

Memecahkan permasalahan tersebut, dosen Sosiologi Fisip Umrah bersama tim melakukan upaya melalui berbagai kegiatan. kali ini, kegiatan pelatihan kewirausahaan pada warga suku laut di Desa Kulumu Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga.

Pelatihan wirausaha

Ketua pengabdian, Sri Wahyuni mengatakan, sebagai wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya ialah pengabdian kepada masyarakat. Dalam kegiatan yang sudah terlaksana, warga diberikan pelatihan kreativitas dalam memanfaatkan potensi yang dimiliki lingkungan setempat.

Khususnya dalam bidang pengabdian ini, kita bersinergi dengan program pemerintah. Melaksanakan kegiatan dalam bentuk sosialisasi dan pelatihan kepada perempuan suku laut dengan tema “ Membangun Kewirausahaan Perempuan Suku,” ucap Sri Wahyuni yang kerap disapa Yuni.

Yuni menjelaskan, Peserta dalam kegiatan tersebut ditujukan pada perempuan suku laut yang masih dalam usia produktif. Sehingga pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan dan potensi perempuan suku laut itu sendiri dan juga memanfaatkan potensi alam.

“Kita latih mereka untuk memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan sekitar, seperti pelatihan pembuatan pisang goreng keju dan keripik pisang, sehingga diharapkan nantinya home industry yang dihasilkan bisa menjadi icon masyarakat setempat,” jelasnya.

Pelatihan ini bekerjasama dengan pemerintah setempat yakni kepala desa kelumu, yang menyediakan tempat sekaligus membuka acara pelatihan ini.

“Saya sangat apreasiasi respon dari para warga sekitar, awalnya saya targetkan peserta itu 20 orang, namun yang hadir lebih. Artinya saya melihat warga suku laut memiliki minat belajar yang tinggi, ujar Yuni.

Karena keterbatasan kemampuan dan asset yang dimiliki. Pemerintah dalam hal ini dinas sosial berusaha menemukan pola yang efektif agar kaum miskin dapat memperoleh akses modal usaha tanpa anggunan dengan tetap mendorong tanggungjawab bersama melalui pola terpadu kelompok usaha bersama (KUBE) dan lembaga keuangan mikro (LKM). 

Untuk dapat mengakses modal yang diberikan oleh pemerintah melalui dana desa, salah satu syarat yang harus dimiliki adalah membuat atau memiliki home industry yang tergabung di dalam KUBE.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *