Kembangkan Jiwa Wirausaha, Dosen Sosiologi Fisip Umrah Latih Mahasiswa

Peserta pelatihan wira
Peserta pengabdian masyarakat (F.ist)

TANJUNGPINANG,- -Di tangan mereka yang kreatif, tidak ada yang tidak bisa dimanfaatkan. Bahkan bahan limbah sekalipun dapat diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat seperti produk kerajinan tangan dan souvenir layak jual. 

Hal ini berupaya diperkenalkan oleh para dosen Prodi Sosiologi FISIP UMRAH, Marisa Elsera dan Emmy Solina dalam kegiatan pengabdian masyarakat. 

Kegiatan yang melibatkan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Sumatera Barat (HMSB) Tanjungpinang ini dilatih memanfaatkan kain perca menjadi, keset, mainan kunci dan hiasan jendela yang cantik dan unik. 

Hal itu disampaikan Marisa Elsera, Selaku Ketua Pengabdian Masyarakat. Ia mengatakan disamping kegiatan ini nantinya dimana para mahasiswa dapat mengembangkan jiwa wirausaha, ucapnya. 

Dikatakannya, proses pemanfaatan barang bekas pun tidak terlalu ribet, “Tidak ada pakem khusus dalam kerajinan, asal tahu teknik dasarnya, selanjutnya tergantung kreatifitas sendiri. Ada yang langsung mahir, ada pula yang memang masih butuh waktu bahkan ada pula yang memang tidak tertarik untuk mencoba,” Ujar Marisa Elsera yang merupakan ketua Program Studi Sosiologi Umrah itu.

Dilanjutkan Marisa, program pengabdian masyarakat ini paket lengkap. Jadi, tidak hanya melatih mereka untuk memanfaatkan kain percaya jadi kerajinan, tapi juga membuat mereka bisa bekerja secara tim.  kuncinya adalah komunikasi dan ide yang sama sehingga bisa menghasilkan karya yang indah.

“Di Sosiologi itu ada yang kita sebut dengan Modal Sosial, aspeknya adalah trust (percaya), belief (kepercayaan), norma dan aturan serta networking. Jadi kami tidak hanya melatih kerajinan tapi juga mendorong terbangunnya modal sosial pada peserta yang diselipkan dalam pelatihan ini,” jelasnya.

Selanjutnya Emmy Solina menambahkan bahwa kegiatan ini akan berlanjut hingga terbentuknya kelompok usaha. Jadi dari 12 orang mahasiswa yang datang, ada yang akan membuat kerajinan, ada yang akan menjadi tim promosi dan distribusi. 

“Jadi, tidak hanya produksi tapi juga cara marketingnya kami ajarkan. Ini satu paket dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini,” ujar dosen Studi Kewirausahaan ini.

Harapannya, bisa meningkatkan keterampilan dan menjadi salah satu alternatif penghasilan bagi mahasiswa HMSB di perantauan. Sebab, secara kultural mereka terkenal dengan budaya merantaunya namun mungkin untuk kreativitasnya perlu arahan.

Keseruan pelatihan ini didukung pula dengan kehadiran owner Fauzta Kidz, Ruchi. Perempuan yang tergabung dalam IPEMI ini mengaku senang dengan antusias peserta. Menurutnya, jika tim solid sudah terbentuk maka akan mudah untuk berkembang. 

“Asalkan ada niat, pasti ada jalan. Silahkan bergabung dengan bazar-bazar yang akan diadakan IPEMI, gratis untuk mahasiswa yang kreatif. Semoga inovasi ini terus dikembangkan,” imbuhnya.

Salah satu peserta, Randy menyatakan senang dengan adanya kegiatan ini. Terlebih bahwa dirinya memang sudah suka menjahit, bahkan sudah sering menerima pesanan pakaian seragam sekolah. Kegiatan ini tentu sekaligus promosi bagi Randy.

“ Saya belajar banyak tentang pemanfaatan kain perca, biasanya berkarung-karung kain perca saya buang kalau habis menjahit seragam. Ternyata masih bisa dimanfaatkan dan layak jual jika kita kreatif,” tuturnya.

(Hum/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *