Opini  

Sejarah Meriam Tegak “Sumpahnya Tuan Putri Raja Terhadap Pangeran”

Meriam
Meriam Tegak 

LINGGA,- – Kabupaten Lingga di Provinsi Kepulauan Riau dijuluki sebagai ‘Negeri Seribu Satu Meriam’. Uniknya, traveler dapat melihat satu meriam yang berdiri tegak, selase (18/09/2018)

Benda kuno warisan sejarah ini mejeng di pinggir pantai dan tepian Jalan Batu Berdaun, Desa Batu Berdaun, Kecamatan Singkep. Separuh batang meriam tertancap di dalam tanah dengan posisi moncong berdiri lurus menatap langit.

Pemkab Lingga menetapkannya sebagai benda cagar budaya yang diberi nama ‘Meriam tegak’.

“Meriam ini disebut-sebut peninggalan zaman kerajaan Riau Konon, sambung  kisah bermula saat terjadi perseteruan sengit antara putri kerajaan Riau Lingga dan pangeran.

Dari sejumlah artikel di jagat maya, seliweran aneka versi soal kisah meriam tegak. Dituliskan bahwa separuh batang meriam terbenam di tanah ini dipicu pada zaman itu, Sang pangeran mengingkari  apa yang pernah di ucapkan janji setia terhadap tuan putri, ingkar nya sang pangeran dengan janji – janji tersebut si tuan putri kecewa dengan apa yang telah di ucapkan sang pangeran, setelah tau sang pangeran lari bersama kakak nya tuan putri, sang putri Raja tersebut marah di ambil nya meriam ditusukkan meriam tersebut ke dalam tanah,  masalah percintaan nya dihianati. Menurut cerita yang kami dapat, pangeran ini datang dari tanah jawa. Datang merantau ke kerajaan melayu, waktu itu di zaman portugis.

Menurut apa yang telah di cerita kan, pemerintah pernah beberapa kali berupaya memindahkan meriam tegak ke lokasi aman. Tetapi dia menyebut, meriam berwarna hitam ini tidak dapat dipindahkan. Bahkan, lanjut dia, kendaraan alat berat yang dikerahkan ke lokasi pun kewalahan alias menyerah.

“Aneh juga, meriam ini tidak bisa dicabut. “Hingga kini, letak meriam tegak tak bergeser. Pemerintah setempat tetap menjaga dan melestarikan dengan membangun lantai marmer serta memasang pagar mengelilingi meriam. Tampak kain kuning membalut batang meriam tersebut. Sungguh unik!

penulis : Agus Salim                        wartawan Radarsatu.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *