TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan dilaksanakan. Meskipun badan kelengkapan untuk penyelenggaraan Pemira, seperti Komisi Pemilihan Raya (KPR) dan Badan Pengawas Pemilihan Raya (Banwasra), sudah lama terbentuk, kondisi ini memicu kekhawatiran terkait regenerasi kepemimpinan mahasiswa di UMRAH, yang kini terhenti.
KPR dan Banwasra, yang dibentuk sejak akhir Agustus 2024, hingga saat ini belum menunjukkan aksi nyata untuk memulai proses Pemira. Akibatnya, posisi penting dalam organisasi mahasiswa seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UMRAH yang dibekukan, belum dapat diisi.
Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Program Studi Manajemen, Raden Rangga Bahtiar turut menyampaikan keresahannya terhadap mandeknya pelaksanaan Pemira ini.
“Saat ini, Keluarga Mahasiswa UMRAH tidak memiliki pucuk kepemimpinan baik di BEM KM maupun DPM UMRAH karena pembekuan. Kita perlu regenerasi kepemimpinan secepatnya,” ungkapnya.
Raden juga menegaskan pentingnya KPR dan Banwasra untuk segera bekerja agar Pemira tidak dilaksanakan secara tergesa-gesa dan tidak maksimal.
“Akhir tahun ini, kita harus sudah memiliki Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa serta anggota DPM UMRAH yang baru. Jangan sampai Pemira ini terlambat atau bahkan tidak terlaksana,” tegasnya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh mahasiswa untuk peduli dan turut serta menekan agar Pemira segera dilaksanakan.
“Kita akan terus mendorong agar Pemira berjalan secepatnya. Saya berharap semua mahasiswa bereaksi terhadap lambatnya proses ini,” tambahnya.
Ketidakpastian mengenai Pemira ini menjadi sorotan karena jika terus berlarut, kepemimpinan mahasiswa di UMRAH akan semakin tidak jelas, dan regenerasi yang seharusnya berjalan sesuai jadwal akan terhambat.