BINTAN, RADARSATU.COM – Kelompok Mahasiswa Ilmiah (KMI) Coral Universitas Maritim Raja Ali Haji, bersama karyawan Banyan Tree Bintan, masyarakat Desa Pengudang, WCD Kepri, Babinsa dan Babinkamtibmas pada Ahad (23/06) pagi di pantai Pengudang, Pulau Bintan melakukan kegiatan penanaman mangrove serta aksi bersih pantai.
Kegiatan yang turut dihadiri Pemkab Bintan, yang diwakili Plt. Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan, Panca Adiguna tersebut, digelar dalam rangka perayaan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia (World Enviromental Day).
Dalam kegiatan tersebut sebanyak 1.000 bibit mangrove berhasil ditanam, dimana bibit mangrove tersebut merupakan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan BPDAS Sei Jang Duriangkang. Selain penanaman kegiatan dilanjutkan aksi bersih pantai yang berhasil mengumpulkan sekitar 120 kg sampah plastik.
Environment Naturalist Banyan Tree Bintan, Henry Singer mengatakan, alasan dipilihnya Desa Pengudang sebagai lokasi, karena tempatnya yang cukup baik dengan tingkat persentase tumbuh yang tinggi.
“Bisa dilihat dari hasil penanaman beberapa tahun lalu,” jelasnya.
Menurut Henry, pihaknya dari tahun ketahun belakang ini, selalu mendukung kegiatan penanaman bibit mangrove yang dilakukan KMI Coral Umrah, termasuk warga masyarakat Pengudang dalam menjaga bibit mangrove yang telah ditanam.
“Kita akan terus menjaga konsep seperti ini, karena menyimpan nilai kampanye dalam pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Pembina KMI Coral Umrah, Henky Irawan menyambut baik atas kerjasama yang telah terjalin selama ini, khususnya dengan pihak Banyan Tree Bintan. Menurutnya kegiatan itu sejalan apa yang dilakukan selama ini, yakni dengan memadukannya dengan sains.
Henky juga mengungkapkan, bahwa Pantai Pengudang Bintan kaya akan Sumber Daya Alam, salah satunya ikan laut bilis. Sehingga kelestarian tanaman mangrove selain mampu menghasilkan oksigen yang cukup besar, juga sekaligus menjadi sumber rantai makanan.
“Kita seperti sedang membangun supermarket bagi ikan bilis, padang lamun dan terumbu karang tidak akan laku jika tidak ada mangrove,” jelasnya.
Dirinya pun berharap, bibit mangrove yang telah ditanam ini, dapat terus dijaga minimal 10 hingga 15 tahun mendatang, sebelum tumbuh kuat menjadi supermarket bagi ikan bilis dan sekaligus memiliki nilai jual bagi ekowisata.
