
JAKARTA,- -Kementerian Komunikasi dan Informatika memerintahkan 15 penyedia layanan internet atau Internet Service Provider (ISP) dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk memblokir gambar pornografi yang ada di mesin pencari. Pemblokiran dilakukan dengan menerapkan safe mode di seluruh mesin pencari ISP.
Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan untuk pemblokiran konten pornografi berupa situs sudah dilakukannya.
“Namun, untuk di mesin pencarian untuk images, itu masih ada. Nah, itu yang akan kita tindak,” ujar Semuel di Jakarta, Sabtu (4/8/2018).
Untuk menindak peredaran pornografi ini, Semuel mengatakan bahwa pemerintah akan mengacu pada Undang-Undang nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi. Langkah Kominfo ini merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat.
Untuk itu, Kominfo pada hari ini bertemu dengan para penyedia Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan para penyedia jasa internet (ISP). “Nanti mereka (ISP) menerapkan safe mode untuk pencarian pornografi yang nantinya gambarnya tidak akan muncul,” ungkapnya.
Kominfo mengakui bahwa selama ini penanganan konten negatif di internet masih dilakukan secara manual, berdasarkan laporan masyarakat terlebih dahulu baru menapisnya. Dengan beroperasinya mesin sensor internet itu, nantinya penyensoran dapat dilakukan otomatis.
“Kita akan tetap cari, namanya sistem pencari aktif itu makanya kemarin kita adakan, secara aktif mencari. Nggak usah ditungguin, mesinnya itu terus mencari. (Di media sosial) selama di open, kalau close itu nggak bisa. Selama bisa diakses seperti mencari di Google, itu mesinnya bisa mencari,” tuturnya.
Diketahui, lelang mesin sensor internet dimenangkan oleh PT INTI. BUMN tersebut sampai saat ini sedang memenuhi sesuai dengan permintaan dari Kominfo, di mana Kominfo baru akan membayarnya apabila barang tersebut sudah ada dan bisa beroperasi.
Pihak Kominfo menyebut mesin sensor internet ini dengan nama AIS. Penyebutannya sendiri merujuk pada cara kerja mesin sensor internet tersebut crawling atau mengais. (*)