Dari Tanah Melayu Kopi Kapal Tanker Menyebar

Anggota DPRD Tanjungpinang Ria Ukur Rindu Tondang membeli bubuk Kopi Kapal Tanker di gerai di Pasar Kota Lama, Tanjungpinang. (Foto: istimewa).

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Salah satu keunikan masyarakat Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Indonesia adalah silaturahmi kebanyakan dijalin di kedai kopi.

Ini menjadi budaya tersendiri di kota ini yang sudah terjalin sejak zaman kerajaan Melayu ratusan tahun silam. Kini, tiada hari tanpa ngopi. Tiada silaturahmi tanpa ngopi.

Membangun hubungan lebih erat tanpa duduk bersama sambil menyeruput secangkir kopi baik itu pagi, siang, sore hingga malam.

Kebiasaan itu juga yang membuat daerah ini tempat membaurnya beragam suku, ras dan agama. Sebab, kopi tidak mengenal suku, ras dan agama. Kopi menyatu padukannya.

Di kota ini juga sering melihat kepala daerah seperti gubernur, walikota, kapolres, anggota dewan dan pejabat lainnya duduk di kedai kopi bersama rakyatnya. Unek-unek mereka pun tersalurkan lewat secangkir kopi itu.

Budaya ini terus bertahan seiring dengan usia PT Chandra Inovasi Persada Tri Abadi (CIPTA) yang sudah lebih setengah abad meracik bubuk kopi untuk kebutuhan warga kota tersebut.

PT CIPTA merupakan perusahaan spesialisasi racikan bubuk kopi terbaik sejak 1969. Cita rasa kopi yang mereka produksi tidak pernah berdusta di lidah konsumennya.

Bahkan, seiring dengan kemajuan teknologi, perusahaan itu ikut menyesuaikan peralatan pabriknya untuk mendapatkan cita rasa kopi yang lebih baik lagi.

Setiap pagi penikmat kopi di nusantara bahkan di luar negeri selalu rindu ingin menyeruputnya. Kopi Bubuk Kapal Tanker, itulah merek dagang perusahaan tersebut.

Bungkusan kopi ini tidak hanya ada di nusantara. Namun, kopi ini juga sampai keluar negeri dengan berbagai merek dagang.

Bagaimana dengan di Tanjungpinang sendiri? Jangan ditanya lagi. Lemari piring yang dipenuhi dengan toples selalu ditemukan bubuk kopi Kapal Tanker ini.

Di kedai kopi maupun di kafe-kafe, bubuk kopi Kapal Tanker ini sudah tentu merajai. Penyebaran bubuk kopi ini juga meluas di seluruh daerah lain di Kepri dan daerah lain di luar Provinsi Kepri.

Bungkusnya sederhana namun menarik. Isinya selalu terjaga sehingga kualitas bubuk kopi di dalamnya aman dari lembabnya udara luar.

Baca Juga :  Polisi Ungkap Kasus Korupsi Senilai Rp 1,77 Miliar di Natuna

Yang jelas, BPOM RI.MD.668729001018 bahkan masuk kategori tipe A. Artinya sangat baik atau memenuhi syarat.

Serta izin MUI No.04120003030707 memastikan kopi ini sudah lolos uji dan halal serta aman dikonsumsi.

Kemasannya dibuat dengan berbagai bentuk menyesuaikan dengan isinya. Ada bentuk rentengan agar bisa diecer dengan harga sangat terjangkau.

Ada juga bungkusan besar khusus untuk usaha kedai kopi maupun kafe. Ada juga untuk kebutuhan rumah tangga. Jadi, setiap bungkus kopi ini disesuaikan dengan kantong dan kebutuhan si konsumen.

Kopi salah satu jenis minuman ringan yang mudah didapatkan. Selain harganya murah, mudah menyeduhnya. Kopi Kapal Tanker bahkan mempermudahnya.

Yang tidak tahu meracik kopi pun bisa mendapatkan minuman berkualitas. Itu karena setiap butir bubuk kopi Kapal Tanker sudah siap minum. Cukup menyiramnya dengan air panas.

Untuk kalangan usaha seperti kedai kopi dan kafe, cara meraciknya beda-beda. Tergantung rahasia dapur mereka. Yang pasti, Kopi Kapal Tanker ini cocok untuk mereka.

Lebih dari 50 tahun berdiri, pabrik ini masih eksis hingga saat ini. Aromanya masih terus melayang-layang si seluruh sudut kota ini.

Khusus pabrik di Tanjungpinang, kini di kelola generasi ke dua yaitu Beny. Merupakan anak ketiga dari pendiri yaitu Anuar Efendi.

Serta anak pertama dan kedua juga meneruskan usaha ini, mengelola pabrik di Jakarta.

Melalui berbagai inovasi, kini Kopi Kapal Tanker ini menembus pasar internasional menyesuaikan kemasannya.

Kopi Bubuk Kapal Tanker kini menjadi pajangan di gerai toko modern. Kopi ini sudah menjadi salah satu oleh-oleh dari Tanjungpinang.

Dari tanah Melayu ini telah menyebar aromanya ke seluruh pelosok hingga luar negeri.

Perusahaan ini juga telah membantu memacu perekonomian Tanjungpinang selama setengah abad. Mengurangi angka pengangguran.

Kemudian, perusahaan ini juga menambah pundi-pundi daerah melalui pajak yang dibayarkan. Produksi kopi ini juga ikut mengenalkan Tanjungpinang di daerah lain.

Meski kota ini bukan penghasil kopi, bukan berarti tak bisa memproduksi bubuk kopi terbaik. PT CIPTA telah membuktikannya. Bubuk Kopi Kapal Tanker sudah bertengger di puncak karena kualitasnya.

Baca Juga :  BPOM Kepri Tingkatkan Pengawasan Perdagangan Bahan Pangan

Bijih kopi pilihan didatangkan dari Jawa, dan Sumatera. Bijih kopi kualitas tinggi Indonesia sudah tidak diragukan lagi baik itu jenis Arabika maupun Robusta.

Inilah yang didatangkan ke Tanjungpinang yang kemudian diracik dan diolah menjadi produksi bubuk kopi siap konsumsi.

Manajemen PT CIPTA pun akan terus berinovasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan tampilan yang makin menarik tanpa mengurangi cita rasanya.

Benarlah pengakuan para penikmat kopi, mencium aromanya saja sudah puas. Apalagi dengan menyeruputnya, sulit rasanya menggambarkan kenikmatan itu. Kopi Kapal Tanker memang menyajikan cita rasa yang khas.

Di tahun sulit masa pandemi maupun pasca pandemi, perusahaan ini tetap memberikan perhatian penuh pada penambahan aset-aset peralatan produksi.

Seperti mesin-mesin penunjang peningkatan kapasitas produksi, mulai mesin penggorengan kopi (mesin roasting), hingga mesin-mesin pengemas produk kopi-kopi tersebut.

Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Kopi sangat cocok tumbuh di Indonesia.

Kopi memiliki sejumlah kandungan zat gizi atau nutrisi yang baik bagi tubuh. Begitu banyak manfaat kopi yang belum diketahui secara umum.

Minuman berwarna hitam pekat ini, menyuguhkan cita rasa yang beda dan unik. Sehingga, kopi ini sudah menjadi minuman yang dikenal masyarakat dunia.

Industri bubuk kopi Kapal Tanker ini pun mendapat sambutan baik dari pemerintah daerah.

Sekdako Tanjungpinang Zulhidayat menuturkan, bahwa Kopi Kapal Tanker salah satu produk kebanggaan Tanjungpinang. Ini harus dijaga.

Zulhidayat bahkan sangat terkesan dengan pendiri perusahaan tersebut. “Bagaimana pemiliknya dulu bisa memiliki ide seperti itu. Ini yang hebat. Bahwa meski bukan daerah penghasil kopi, namun bisa memproduksi bubuk kopi di Tanjungpinang,” katanya bangga.

Hadirnya pabrik bubuk kopi ini membawa banyak keuntungan bagi kota ini.

Pertama, pabrik ini telah membuka lapangan pekerjaan, memberikan penghasilan melalui pajak serta membranding nama Tanjungpinang secara langsung ke berbagai daerah.

Khususnya ke tempat kopi Kapal Tanker dipromosikan.

Disperindag pun berencana akan ketemu dengan pengelola pabrik tersebut untuk melakukan kolaborasi.

Baca Juga :  Ombudsman Kepri Buka Layanan Konsultasi dan Aduan Secara Daring

Salah satunya ikut menghidupkan pelaku UMKM Tanjungpinang agar bisa menembus pasar nasional maupun internasional sama seperti kopi Kapal Tenker.

“Jadi kita belajar tekniknya, harus diakui produk Kopi Kapal Tanker sudah menembus pasar nasional. Ini kolaborasi yang nantinya mudah-mudahan bisa terbangun,” paparnya.

Ia menuturkan, pemerintah memiliki kewajiban mem-branding Kopi Kapal Tanker menjadi oleh-oleh yang diproduksi di Tanjungpinang.

Zulhidayat juga berharap langkah ini bisa diikuti pelaku usaha lainnya.

Menurutnya di Tanjungpinang ada dua produk yang bagus dan khas Tanjungpinang yakni Kopi Kapal Tanker dan Teh Prenjak.

Bahkan ia berharap, Tanjungpinang bisa menjadi kota produksi meski bukan daerah penghasil. Ini yang perlu terus direncanakan dengan matang.

Apalagi Tanjungpinang sudah ditetapkan sebagai salah satu kawasan Free Trade Zone (FTZ) meski belum menyeluruh.

Mungkin ke depan daerah produksi bisa dipusatkan di kawasan FTZ Tanjungpinang.

Keuntungannya bisa mendatangkan barang tanpa pajak dan setelah diolah kembali di pasarkan ke luar daerah dan tanpa pajak.

Keuntungan bagi daerah tentu banyak, membuka lapangan pekerjaan dan membranding Tanjungpinang menjadi kota produksi berbagai produk.

Salah satu rencana pertemuan pemko dengan pengelola industri tersebut untuk menerima masukan ataupun membangun kolaborasi yang baik.

Bagi yang ingin membawa kopi Kapal Tengker ke luar daerah bisa membeli di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) dan Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP).

Khusus di RHF bagi yang ingin diberikan diskon 50 persen ke setiap pembeli dengan menunjukkan boarding pass.

Tujuannya, Kopi Kapal Tanker bisa menjadi ciri khas dan oleh-oleh dari Tanjungpinang.

Zulhidayat pun mengucapkan terima kasih kepada pemilik usaha yang terus berkomitmen eksis dan mempromosikan Tanjungpinang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *