Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Bayi Hingga Tewas di Karimun, Pelaku Peragakan 21 Adegan

Proses rekonstruksi kasus penganiayaan bayi yang berujung kematian di kawasan Telaga Tujuh, Kelurahan Sei Lakam Barat, Kabupaten Karimun.F- Nov/Radarsatu.com

KARIMUN, Radarsatu.com – Kepolisian menggelar rekonstruksi kasus penganiayaan bayi yang berujung kematian di kawasan Telaga Tujuh, Kelurahan Sei Lakam Barat, Kabupaten Karimun pada, Kamis 12 Juni 2025.

Rekontruksi ini dilaksanakan berdasarkan perintah Kapolres Karimun, AKBP Robby Topan Manusiwa sebagai bagian dari proses penyidikan untuk mengungkap secara terang kronologi kejadian.

Sebanyak 21 adegan diperagakan dalam reka ulang tersebut, yang menggambarkan secara runtut tindakan kekerasan yang dilakukan tersangka Doni (25) terhadap korban, seorang bayi laki-laki berusia dua tahun.

Rekonstruksi dimulai dari momen ketika pelaku diduga mulai kehilangan kendali emosional, hingga akhirnya melakukan penganiayaan terhadap korban. Adegan dilanjutkan dengan upaya membawa bayi tersebut ke rumah sakit.

“Hari ini kami melakukan reka adegan terhadap kasus kekerasan terhadap anak berujung kematian. Ada sebanyak 21 adegan diperagakan tadi, dari awal pelaku melakukan penganiayaan, hingga pelaku membawa korbannya ke rumah sakit,” kata Kanit II PPA Satreskrim Polres Karimun Ipda Ivan mewakili Kasat Reskrim Polres Karimun, AKP Alfin Dwi Wahyudi ditemui usai rekontruksi.

Ipda Ivan mengatakan, rekontruksi ini dilakukan untuk mengetahui fakta- fakta saat kejadian penganiayaan berlaku, serta untuk menyinkronkan keterangan tersangka dan saksi dengan fakta di lapangan.

“Rekontruksi ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk dan fakta dari peristiwa yang terjadi pada saat kejadian, dan juga untuk mengetahui kesesuaian keterangan saksi dan tersangka,” katanya.

Ipda Ivan mengatakan, dalam 21 adegan yang diperagakan, terlihat jelas rentetan rangkaian penganiayaan dilakukan oleh pelaku Doni terhadap bayi tersebut.

“Korban ada beberapa kali melakukan penganiayaan termasuk menendang, membanting dan mencubit serta mencekram dagu korban,” katanya.

Ia menerangkan, saat ini kasus penganiayaan berujung kematian tersebut dalam proses pelengkapan berkas- berkas perkara untuk kemudian dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Karimun.

Adapun atas perbuatan itu, tersangka Doni dijerat pasal 80 ayat 3 junto pasal 76 huruf c undang- undang nomor 35 tahun 2014 tentang Undang-undang 23 tahun 2022 tentang perlindungan anak atau subsider Pasal 338 KUH Pidana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *