KARIMUN, radarsatu.com – Sudah tiga hari sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) tidak terangkut ke TPA Sememal, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.
Dalam satu hari sampah yang diangkut ke TPA mencapai 70 ton dalam sehari, seperti yang disampaikan Plt Dinas Lingkungan Hidup Karimun, Riyanta kemarin.
Jika selama tiga tidak terangkut, lebih dari 200 ton sampah berbagai jenis yang menumpuk di TPS.
“Selama gaji belum dibayarkan, kami terus mogok kerja. Setelah gaji dibayar, kami siap langsung bekerja kembali,” tegas Mulyono, petugas kebersihan di bawah naungan DLH.
Salah seorang warga Karimun yang tidak mau namanya disebutkan menyampaikan, tumpukan sampah semakin menjadi-jadi.
“Tumpukan sampah dimana-mana, di sepanjang jalan,” katanya, Minggu (16/2/2025).
Dia menyayangkan sampah menumpuk berhari-hari terjadi lagi di daerah berjuluk Bumi Berazam tersebut.
“Belum lama ini terselesaikan, kini kembali terjadi. Saat ini sampah sudah berserakan hingga ke badan jalan, dan sudah menimbulkan bau busuk,” ucapnya.
Terjadi lagi darurat sampah di Karimun dikarenakan petugas kebersihan masih melakukan mogok kerja.
Aksi yang dimulai sejak Jumat 14 Februari 2024 pagi dipicu akibat gaji mereka selama dua bulan, yakni Januari dan Februari tidak kunjung dibayarkan.
Belum dibayarkan, karena Pemkab Karimun terbentur dengan regulasi sebagaimana tertuang didalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2023 tentang pembayaran gaji pekerja harian lepas (PHL).
Jika tahun sebelumnya menggunakan sistem swakelola, saat ini harus melalui pihak ketiga (outsourcing).
Sekda Karimun, Djunaidy meminta petugas kebersihan untuk bersabar. Pemkab Karimun akan mempercepat konsultasi ke BPK maupun BPKP soal gaji tersebut.
“Untuk dapat merealisasikan pembayaran gaji petugas kebersihan, perlu kehati-hatian. Kita baru mengetahui kebijakan itu di awal tahun 2025. Kita coba minta ke BPK dan BPKP semacam kemudahan, menjelang ditunjuknya pihak ketiga,” kata Djunaidy.