TANJUNGPINANG, radarsatu.com – Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau menggelar Wicara memperingati 100 tahun A.A Navis, seorang sastrawan Indonesia yang karyanya melegenda hingga sekarang. Dalam wicara tersebut, hadir pelajar, mahasiswa dan penggiat sastrawan yang konsen dengan perkembangan sastra.
Dengan menghadirkan tiga narasumber sastrawan dan penulis, Kantor Bahasa Provinsi Kepulauan Riau menggelar wicara memperingati 100 tahun sastrawan Indonesia, A.A Navis, yang digelar di Hotel Aston Tanjungpinang, pada hari Selasa, 15 Oktober 2024.
Adapun ketiga narasumber yakni, Maman S. Mahayana dan Abdul Kadir Ibrahim yang merupakan satrawan nasional dan lokal, serta Riawani Elyta, seorang penulis puisi dan cerpen dari Tanjungpinang.
Dipandu moderator Jefri Kamil, ketiga narasumber menjelaskan tentang perjalanan hidup Sastrawan A.A Navis hingga sampai sekarang karyanya menjadi rujukan sastrawan di Indonesia. Selain itu bagaimana cara menyampaikan ide seni melalui puisi, cerita pendek, pantun, novel dan sebagainya.
Maman S. Mahayana, sastrawan Nasional ini berharap kepada generasi muda yang konsen, peduli dan mencintai satra, dapat mengembangkan dan menyampaikan karya seni sastranya melalui media sosial.
Dengan begitu, Maman S. Mahayana, mengatalan karya sastra yang dihasilkan bisa diketahui khlayak lamai, berbeda disaat era dirinya dulu, dimana media untuk menyampaikan informasi masih minim.
Sedangkan Abdul Kadir Ibrahim, sastrawan asal Tanjungpinang ini mengenang bagauiman dirinya pernah berinteraksi langsung dengan A.A Navis di Kota Pekanbaru pada tahun 1995.
“Saya merasa orang yang sangat beruntung, bisa bertemu langsung dengan A.A Navis saat itu dan berinteraksi langsung dengan seorang sastrawan besar. Memang benar, karya seorang sastrawan itu akan dikenang seiring berjalannya waktu, apalagi kalau sudah tiada,” ujar Abdul Kadir Ibrahim yang biasa disapa Akib.
Sedangkan Riawani Elyta, seorang penulis puisi dan pengarang cerpen yang juga berasal dari Tanjungpinang, memberi motivasi dan semangat kepada generasi muda untuk tetap berkarya di bidang sastra tanpa putus semangat.
Riawani Elyta menuturkan, dirinya mulai aktif menulis cerpen sejak tahun 2006, yang awalnya hanya mengisi waktu. Lama-lama sudah menjadi hobi, lalu dituangkannya dalam suatu tulisan berbentuk buku. Saat awal-awal saya menulis cerita pendek yang ingin dijadikan buku, Riawani Elyta mengatakan banyak penerbit yang menolak.
“Mungkin dikarenakan cerita pendek saya itu tidak menarik, atau ada hal lain. Tapi karena dengan semangat dan kecintaan saya kepada sastra, akhinya karya saya bisa diterima dan diterbitkan dalam bentuk buku. Sampai saat ini sekitar 20 lebih cerpen sudah saya terbitkan,” ujar Riawani Elyta.
Sementara itu Kepala Kantor Bahasa Provinsi Kepri, Rahmat, S.Ag mengatakan tujuan digelarnya wicara memperingati 100 tahun sastrawan A.A Navis ini untuk lebih mengenalkan kepada generasi muda yang ada, bahwa hasil karya satrawan saat ini tidak lekang dimakan waktu.
Rahmat mengatakan, Kantor Bahasa Provinsi Kepri sangat peduli memberikan literasi kepada para pelajar, mahasiswa dan penggiat sastra, khususnya di Provinsi Kepri, bahwa Indonesia memiliki sastrawan kelas dunia, yang mana hasil karyanya menjadi rujukan dunia dan menjadi pelajaran seni di setiap sekolah.
Rahmat berharap dengan wicara sastra ini.. Semakin menambah minat bagi generasi muda untuk mempelajari, bahkan menekuni satra.