TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM – Pembangunan laboratorium di Poltekkes Tanjungpinang terkesan tertutup. Padahal, publik ingin mengetahui sejauh mana fasilitas salah satu kampus plat merah tersebut.
Hal ini ditegaskan petugas pengamanan yang mengaku bernama Kemi (58) didampingi dua orang anggotanya saat berbincang di kedai Kopi Poltekkes Tanjungpinang, Selasa (29/11/2022).
Mereka menegaskan, orang yang tidak berkaitan dengan pembangunan atau pekerjaan tidak diperkenankan masuk.
“Kalau sembarangan masuk, berurusan dengan kami,” ucapnya.
Proyek pembangunan gedung Laboratorium Poltekkes lima tingkat ini, sistem pengamanan diperketat.
Tidak memperbolehkan siapapun memasuki area lokasi proyek terkecuali yang berhubungan dengan pembangunan ini.
Kata Kemi, pihaknya merasa terusik dengan kehadiran orang-orang yang tidak ada kaitannya dengan proyek.
“Kalau memang masuk ke lingkungan Poltekkes harus ada izin resmi kalau tidak jangan coba mendekat,” pungkasnya dengan nada marah saat berbincang dengan media ini.
Salah satu warga Tanjungpinang, Tomi mengaku tidak mengetahui bila ada pembangunan di kampus tersebut.
Padahal menurutnya, warga akan senang bila mengetahui itu. Membuktikan pemerintah pusat memberikan perhatian.
Sebagai kampus yang sudah berstatus negeri, sudah seharusnya membenahi sarana dan prasarananya.
Menurutnya, kemajuan pendidikan di Tanjungpinang merupakan modal utama menciptakan SDM berkualitas.
“Wah, saya tak tahu jika ada pembangunan di sana. Harusnya bisa disampaikan ke publik agar tahu fasilitas di sana apa saja. Jadi calon mahasiswa khususnya di Kepri tidak perlu ke luar daerah lagi bila kuliah sesuai jurusan yang ada karena fasilitasnya sudah semakin lengkap,” paparnya.
Proyek Kementerian Kesehatan (Kemeskes) RI dan Dirjen Tenaga Kesehatan pusat Jakarta ini, akhir bulan Desember 2022 sudah rampung.
Manager Pelaksanaan dan Pengawasan proyek Budi menuturkan, pekerjaan segara ramoung dan laboratorium bisa segera digunakan.
Proyek ini dikerjakan Kontraktor dari Jakarta PT. Indi Saya Karya (IDK). Nilai proyek senilai Rp16,5 Miliar.
Untuk mencapai target kerja harus digesa hingga akhir Desember 2022 agar rampung dengan efektif.
“Bilamana ada gangguan teknis kerja dikala musim hujan tentu akan dilakukan perpanjangan waktu yang disebut, adendum, mudah – mudahan masih bisa terkejar,” ujar Budi.