Pasca Peristiwa Pasar KUD, Aktivis Singgung Soal Pengelolaan

Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang. (Foto: Istimewa)

TANJUNGPINANG, RADARSATU.COM –Pasca terjadinya peristiwa robohnya Pelantaran Pasar Ikan KUD Kota Tanjungpinang mendapatkan kritikan sejumlah aktivis mahasiswa.

Pasalnya, akibat peristiwa tersebut yang memakan korban jiwa dan hal itu juga merupakan kali kedua pernah terjadi ambruk di pasar tersebut.

Kritikan ini diberikan oleh aktivis Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang. Mereka mempertanyakan pemeliharaan pelataran dan lantai Pasar KUD Tanjungpinang tersebut.

Mereka menilai, atas kejadian tersebut dapat merugikan masyarakat dan para pedagang khususnya. Karena tempat itu menjadi perputaran ekonomi bagi mereka.

Mulai dari pedagang tak bisa berjualan seperti biasa, pemilik kendaraan yang jatuh ke laut dan bahkan korban luka-luka ini sangat disayangkan apabila adanya kelalaian pemerintah dalam hal ini.

Seperti diketahui, sekitar lima orang menjadi korban peristiwa itu, diantaranya anak-anak dan tiga orang dewasa. Hal tersebut menjadi sorotan dari berbagai kalangan mahasiswa.

“Tentunya kami sebagai mahasiswa yang juga agen of control turut memperhatikan dan prihatin atas kejadian tersebut,” kata Kamsar selaku aktivis mahasiswa, Jumat (5/3/2022) kemarin.

Menurutnya, pemerintah perlu melakukan pemeliharaan terhadap bangunan pasar. Mengingat lokasi itu merupakan arena publik.

“Bila kondisinya begini, tentu dapat merugikan masyarakat. Apalagi bangunan 30 tahun itu roboh. Apa harus makan korban jiwa lebih banyak lagi baru akan diperbaiki,” ujarnya.

Selain itu, para mahasiswa itu juga berharap agar Dirut BUMD dan Kadisperindag Kota Tanjungpinang melepaskan jabatannya jika tidak becus dengan kerjanya.

“Kami berharap supaya Dirut BUMD dan Kadisperindag Tanjungpinang legowo meninggalkan jabatannya. Tidak bisa menjamin wilayah kerjanya aman.

“Pengelolaan dari BUMD Tanjungpinang ini juga harus dipertanyakan. Apakah mereka selalu mengecek kondisi bangunan tersebut atau hanya mengambil biaya sewa,” tegasnya.

Sementara itu, Zulkarnain yang juga mahasiswa UMRAH menyampaikan bentuk kekesalannya terhadap kepala daerah sebagai pengambil kebijakan.

Menurutnya, kejadian robohnya bangunan pertama harus sudah bisa diantisipasi. Mulai dari kebijakan jangka pendek dan panjang.

“Kami juga berharap ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah kota. Kejadian kedua kali ini hal sangat merugikan masyarakat ini,” tambahnya.

(prb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *