Pulau Jemur, Surga Baru Dengan Pemandangan Yang Eksotis

ROKAN HILIR, -Pulau Jemur, sebuah kawasan wisata yang memiliki pemandangan yang sangat eksotis. Dengan nuansa yang masih kental dengan keasliannya, menjadikan Pulau Jemur memiliki daya pikat, menjadi surga baru yang harus mereka jelajahi, bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

Pulau Jemur tidak berpenghuni dan hanya tempat persinggahan bagi para nelayan yang melaut. Sebuah pos Angkatan Laut Indonesia (TNI-AL) didirikan di pulau ini untuk keperluan pengamatan dan navigasi. Saat ini, tidak ada akomodasi di pulau ini.

“Pulau Jemur secara administratif merupakan bagian dari wilayah Provinsi Riau, yakni Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau,” kata Ali Arfan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Rokan Hilir, saat di hubungi lewat telepon selulernya, Selasa (5/11/2019).

Memiliki lokasi yang strategis di Selat Malaka, dengan luas sekitar 250 hektar, Pulau Jemur berbatasan langsung dengan Selat Malaka, juga berbatasan dengan negara jiran Malaysia, serta Provinsi Sumatera Utara. Sekitar 45 mil dari ibukota Kabupaten Rokan Hilir, Bagansiapiapi, dan sekitar 45 mil dari Malaysia.

Ali Asfar menjelaskan, untuk menuju Pulau Jemur, sarana transportasi laut merupakan satu satunya. Kota terdekatnya adalah Panipahan, sebuah kota kecil di mana pusat kotanya berada di atas permukaan laut. Dengan memakai speed boat, membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke Pulau Jemur. Atau dari Bagansiapiapi, menuju Pulau Jemur, juga dengan speed boat, membutuhkan waktu sekitar sekitar 3 jam, atau 45 mil.

Sebagai pulau perawan, Pulau Jemur memiliki pemandangan dan panorama laut yang indah, dan berfungsi sebagai rumah bagi penyu. Memiliki lokasi yang strategis di Selat Malaka. Ada banyak tempat yang bisa ditemukan di sini, seperti Gua Jepang, menara Light House, dan lainnya. Apalagi Pulau Jemur juga memiliki pantai pasir keemasan alami, dan pemerintah daerah berusaha mengembangkannya sebagai kawasan resor.

Sejarah bahwa Pulau Jemur disebut juga dengan istilah ‘Pak-ku’ yang dalam bahasa Hokkian artinya penyu dari utara.

“Dengan Pak-ku di Hokkien yang berarti kura-kura dari Utara,” kata Ali Asfar.

Selama musim tertentu, penyu-penyu itu pergi ke pantai dan bertelur, dimana per ekor penyu antara 100 – 150 butir. Wisatawan akan beruntung jika mereka dapat menyaksikan fenomena alam seperti itu.

“Waktu terbaik untuk bertemu makhluk-makhluk cantik itu adalah di malam hari. Tidak hanya ada penyu biasa, beberapa penyu hijau juga terlihat di Pulau Jemur. Pemerintah Rokan Hilur bahkan berupaya dan mengembangkan pulau itu menjadi tempat berkembang biak alami bagi penyu,” tutur Asfar.

Selain Pulau Jemur, Asfar juga menjelaskan, masih ada lagi sekelompok pulau-pulau kecil, termasuk Pulau Labuhan Bilik, Pulau Golden Tekong, Pulau Tekong Simbang dan pulau-pulau kecil lainnya. Di antara pulau pulau tersebut, masih banyak situs wisata lainnya yang juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, seperti Gua Jepang, Panglima Layar Stone, Taman Laut, Mercusuar, Jejak Kaki Manusia, dan Pantai Berpasir Emas,” ujar Asfar.

Pulau Jemur juga menawarkan aktivitas menyenangkan lainnya yang dapat dilakukan wisatawan, termasuk kano, selancar, menyelam, dan berjalan di pantai. Semua kegiatan ini terutama mereka yang menyukai olahraga air.

Bagaimana dengan pengunjung biasa?

“Untuk keluarga dengan anak-anak, mereka dapat memilih kegiatan yang lebih sederhana seperti fotografi atau jalan-jalan. Karena itu, tidak ada yang harus lupa membawa kamera saat menjelajah pulau,” tambah Ali Asfar mengakhiri pembicaraan kepada radarsatu.com.

Penulis : Yolanda Alqatia Febiola

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *