Akibat Bangunan Sekolah Roboh, Anak-Anak Diungsikan Belajar di Mushola

LINGGA,- -Sekolah yang dibangun dari hasil swadaya masyarakat setempat, memang sebenarnya bukan tempat yang layak untuk belajar mengajar. Namun mengingat keinginan menuntut ilmu anak-anak suku laut yang tinggi dan jarak tempuh yang lumayan jauh, sehingga kelas ruang kelas SDN 022 Senayang dijadikan ruang belajar meskipun jauh dari sekolah induknya.

“Sekarang sekolah yang sangat sederhana itu sudah roboh tertimpah pohon. Anak-anak sekarang belajar sementara dibangunan mushola,” ucap Densy Diaz, aktifis Buta Aksara Suku Laut Lingga, Jumat (28/09/2018).

Dia yang kerap kali berkecimpung dengan masyarakat setempat mengatakan robohnya sekolah itu sejak 17 Agustus lalu. Pihak RT Mensemut sudah melaporkan ke desa setempat, tetapi sampai saat ini belum ada tanggapan.

“Akhirnya istri ketua RT melapor ke saya,

Saya sempat kaget, karana kenapa baru sekarang telpon. Kalau dari kemarin mungkin tidak begini. Istri ketua RT bilang kami masih menunggu pihak desa, tapu ditunggu-tunggu sampai sekarang belum ada. Kasihan anak-anak yang mau sekolah dan belajar,” terang dia.

Menurutnya sejak dua tahun berdiri sekolah ini telah menampung belasan siswa yang dididik oleh satu guru PNS. Sekolah yang lebih besar dari gubuk itu telah memiliki dua sekat kelas. Namun kini, hari tak lagi sama. Mereka terpaksa diungsikan ke Mushola terdekat.

“Sama sekali bukan bantuan pemerintah, itu swadaya masyarakat setempat,” tegas dia.

Untuk itu, Densy Diaz sangat berharap sekolah itu dapat diperbaiki lagi terutama oleh pemerintah Kabupaten Lingga lewat dinas pendidikan. Sebab pendidikan bagian dari hak warga negara, yang hari ini anak-anak sebagai generasi bangsa. Bukan dengan batasan, walau mereka suku laut yang identik Dengan keterbelakangan tetapi punya hak yang sama dengan masyarakat modern saat ini.

Begitulah juga Kepala Sekolah SDN 022 Senayang, diharapkan bisa beraksi cepat terkait masalah ini. Jangan kesannya seolah-olah pembiaran.

“Saya mohon buat Dinas Pendidikan tolong di perhatikan SDN 022 kelas jauh ini. Tolong pihak dinas terkait turun ke pulau mensemut lihat kondisinya.

Karna ini penting bagi pendidikan anak-anak suku asli disana,” harap dia.

Dia menegaskan ini bukan sekedar harapan saja, dan harus benar-benar pembangunannya direalisasikan. Berkaca pada wacana beberapa tahun silam balai-balai tempat dia mengajar anak-anak suku kau Selat Kongky yang roboh dihantam angin, sampai saat ini belum juga ada aksi pembangunan dari pemerintah daerah.

Laporan : Agus Salim 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *