Terbukti, Internet Ambil Bagian dalam Masalah Kurang Tidur

Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNGPINANG,- -Punya akses internet berkecepatan tinggi selama 24 jam merupakan sebuah kebahagiaan di masa ini. Namun jangan terlalu bahagia, hal ini bisa membahayakan jika kita tidak bijak.

Sebuah studi yang terbit di Journal of Economic Behavior and Organization mengungkap, koneksi internet broadband merupakan faktor utama yang mengganggu pola tidur manusia modern. Hal ini berkaitan dengan kurang tidur dan kualitas tidur yang rendah.

Seperti kita tahu, kurang tidur dapat memberi banyak dampak negatif, baik untuk kesehatan ataupun kognitif.

Baca Juga :  Ayo, Kita Bisa Akhiri TBC! Jika Kita Mau Peduli

Tragisnya, masalah itu kian memburuk. Masalah kurang tidur di banyak negara maju semakin meningkat.

Selain penggunaan elektronik yang berlebihan, internet broadband juga mengambil peran besar.

Untuk membuktikannya, para ahli Jerman telah membandingkan penggunaan teknologi dan data broadband untuk survei nasional terkait pola tidur.

Ahli menemukan, orang-orang yang mengakses internet cenderung punya waktu tidur 25 menit lebih sedikit daripada mereka yang tidak melakukannya.

Selain kurang tidur, orang-orang ini pun cenderung tidak puas dengan kualitas tidur mereka.

“Internet berkecepatan tinggi memang sangat menggoda dan membuat kita terjaga sepanjang malam, mulai dari bermain video game, online di media sosial, dan lainnya,” kata pemimpin studi Francesco Billari, ahli demografi dari Bocconi University dilansir Science Alert, Sabtu (4/8/2018).

Baca Juga :  Cegah Virus Corona, Polsek, Koramil Serta Syahbandar dan Kesehatan Gelar Aksi Bersih Lingkungan

“Godaan digital inilah yang menyebabkan terlambat tidur dan akhirnya mengurangi waktu tidur,” imbuh Billari.

Dari studi ini, para ahli berharap di masa depan akan ada penelitian yang mengeksplorasi mekanisme perilaku terkait kecanduan internet dan bagaimana tidur yang sehat.

“Bila ada lebih banyak informasi tentang risiko terkait penggunaan teknologi di malam hari yang dapat meningkatkan kualitas tidur, maka efek yang berbahaya bisa dihindari,” kata peneliti.

Sumber: Science Alert

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *